Hadits Palsu seputar Hari Arofah

adits-Hadits Lemah Dan Palsu Tentang Keutamaan Hari Arofah.

Oleh: Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bismillah. Pada beberapa waktu yang lalu kami telah menposting materi kajian tentang Keagungan Hari Arofah berdasarkan Hadits-hadits yang Shohih. Maka pada kesempatan kali ini kami akan sebutkan beberapa Hadits Dho'if dan Palsu seputar Keutamaan Hari Arofah yang telah tersebar luas di tengah kaum muslimin melalui berbagai media.

Diantara hadits-hadits Dho'if dan Palsu tersebut adalah sebagaimana berikut ini:

●» HADITS PERTAMA:

1- { أفضل الأيام يوم عرفة إذا وافق يوم الجمعة وهو أفضل من سبعين حجة في غير جمعة }

1) "Seutama-utama hari adalah hari Arofah apabila bertepatan dengan hari Jumat, karena hari itu lebih utama daripada 70 kali haji (yang mana hari Arofahnya) tidak jatuh pada hari Jumat."

Derajat Hadits ini BATIL, TIDAK ADA ASAL USULNYA.
(Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah wa Al-Maudhu'ah karya syaikh Al-Albani rahimahullah nomor. 207 dan nomor.1193).

●» HADITS KEDUA:

2- {نهى عن صوم يوم عرفة بعرفة }

2) "Nabi shallallahu alaihi wasallam melarang puasa pada hari Arofah di Arofah."

Derajat Hadits ini DHO'IF (Lemah).
(Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah wa Al-Maudhu'ah karya syaikh Al-Albani rahimahullah nomor. 404).

●» HADITS KETIGA:

3- { كان يَعدِلُ صومَه بصوم ألف يوم يعني : يوم عرفة }

3) "Puasa Arofah (pahalanya) menyamai puasa selama seribu hari."

Derajat Hadits ini MUNKAR.
(Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah wa Al-Maudhu'ah karya syaikh Al-Albani rahimahullah nomor. 5191).

●» HADITS KEEMPAT:

4- { الغسل في هذه الأيام واجبٌ , يوم الجمعة , و يوم الفطر , و يوم النحر , و يوم عرفة } .

4) "Mandi pada hari-hari berikut ini hukumnya Wajib, yaitu; hari Jumat, hari raya idul Fithri, hari raya Qurban, dan hari Arofah."

Derjat Hadits ini DHO'IF (Lemah).
(Lihat Dho'if Al-Jami' nomor hadits: 3929).

●» HADITS KELIMA:

5- { صوم يوم التروية كفارة سنة , و صوم يوم عرفة كفارة سنتين }.

5) "Puasa pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah) menghapuskan dosa-dosa satu tahun. Sedangkan puasa pada hari Arofah menghapuskan dosa-dosa selama dua tahun."

Derajat Hadits ini Maudhu'. (PALSU).
(Lihat Dho'if Al-Jami' nomor hadits: 3501).

●» HADITS KEENAM:

6) "Apabila datang hari Arofah maka Allah mengampuni orang yang melaksanakan haji. Dan apabila datang malam Muzdalifah, Allah mengampuni para pedagang."

Derajat hadits ini Maudhu' (PALSU), sebagaimana dinyatakan oleh imam Ibnul Jauzi dalam kitab Al-Maudhu'aat, II/215, dan imam As-Suyuthi dalam kitab Al-La-ali' Al-Mashnu'ah, II/124.

●» HADITS KETUJUH:

7) "Barangsiapa yang shalat dua rakaat pada hari Arofah, di setiap rakaat dia membaca Al Fatihah tiga kali, maka Allah akan berfirman: "Saya bersaksi di hadapan kalian, bahwa saya telah mengampuni orang ini."

Derajat hadits ini Maudhu' (PALSU), sebagaimana dinyatakan oleh imam Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu'aat, II/133 dan imam Asy-Syaukani dalam Al-Fawaid Al-Majmu'ah, hal. 53.

●» HADITS KEDELAPAN:

8) "Barangsiapa yang shalat pada hari Arofah (tanggal 9 Dzulhijjah) empat rakaat pada waktu antara Duhur dan Ashar, pada setiap setiap rakaat dia membaca Al-Fatihah sekali dan surat Al-Ikhlas 50 kali, maka Allah akan mencatat baginya 1.000.000 (sejuta) kebaikan."

Derajat hadits ini Maudhu' (PALSU), sebagaimana dinyatakan oleh imam Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu'at, II/132 dan imam Asy-Syaukani dalam Al-Fawaid Al-Majmu'ah, hal. 53.

Demikian beberapa Hadits Dho'if dan Palsu seputar keutamaan hari Arofah. Semoga tulisan sederhana ini menjadi peringatan bagi kita semua dan bagi siapapun yg membacanya agar tidak mempercayainya sebagai sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan jg agar tidak mengamalkannya berdasarkan hadits-hadits ini. Dan Smg Allah melindungi kita semua dari bahaya hadits-hadits DHO'IF (lemah) dan PALSU. Amiin.

‪#‎Grup‬ Majlis Hadits
WA: 082225243444 BB: 538AF185
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).