Biarkan sejarah bicara

BIARKAN SEJARAH BICARA…

Ustadz Aan Chandra Thalib حفظه الله تعالى
Siapapun yang membaca sejarah pasti tau bahwa sejarah Syiah majusi penuh dengan makar dan pengkhianatan.

Kecuali mereka yang membaca dengan kaca mata berlapis dolar.

Saya kira kita tidak lupa bagaimana seorang Abu lu'luah yang oleh Syiah majusi dijuluki "Baba Syujauddin"(sang pembela agama yang gagah berani) menikam khalifah Umar bin Khotob yang sedang memimpin sholat.

Kita juga tidak lupa terhadap penghianatan mereka terhadap Husen bin Ali -radhiallahu anhu- hingga terbunuh di tanah karbala ditangan Sanan bin Anas An-Nakhai dan Syammar bin Dzil Jusyan yang keduanya tak lain adalah Syiah.

Juga tentang bagaimana sepak terjang mentri Syiah Muhammad Al-Qami dan Nashiruddin Ath-Thusi yang menjual Baghdad pada bangsa Tar-tar. Dan pembantaian ribuan kaum muslimin di tanah haram serta pencurian hajar aswad oleh Syiah Qoramithoh yang saat intu berpusat di kota Ihsa.

Dan di awal abad 21 sejarah kembali mencatat pengkhianatan anak cucu Abdullah bin Saba' itu. Dimulai dari penghianatan mereka di negeri Bahrain, Saudi Arabia, Syam dan kini api pengkhianatan itu sedang bergejolak di negeri Yaman. Apakah kita akan membiarkan percikan api fitnah itu merambah hingga ke tanah air tercinta. ?

Tak ada saham Syiah untuk islam, karena loyalitas, perjuangan dan cita-cita mereka adalah mengembalikan imperium persia yang diporak-porandakan Khalifah Umar -radhiallahu anhu-. Klaim cinta Ahli bait adalah topeng terbaik untuk mewujudkan itu semua.

Jadi.. Syiah itu bukan kawan, baik dalam memperjuangkan khilafah atau untuk sekedar tinggal di bawah naungan khilafah. (Save NKRI)

Semoga Allah menjaga negeri kami dari makar Syiah dan antek-anteknya.
(Dari http://bbg-alilmu.com/archives/12668)
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).