Amprokan Blogger Bekasi – Anjangsana (Menambang Euro dari Sampah)



Anjangsana merupakan nama salah satu agenda Amprokan Blogger 2010 yang diadakan di Bekasi pada 6 Maret 2010. Salah satu kegiatan yang sangat menarik perhatian saya adalah kunjungan rombongan blogger dari berbagai daerah se Indonesia ke TPA Sumur Batu (Tempat Pengolahan Akhir). TPA Sumur Batu letaknya sangat dekat dekat TPA Bantar Gebang, namun ada berbagai keunikan tersendiri di TPA Sumur Batu.

TPA Sumur Batu merupakan salah satu contoh proyek CDM (Clean Development Management) satu-satunya di Bekasi sekaligus di Pulau Jawa. Keunikan TPA ini adalah proses ‘pemusnahan’ sampah yang dimanfaatkan untuk carbon trading. Kok bisa? Seperti kita tahu bahwa sampah terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan menghasilkan gas metana yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Berdasarkan penelitian, gas metana 21x lebih ‘powerful’ daripada gas CO2 sebagai gas rumah kaca.

Karena area TPA luasnya bukan main, maka gas metana yang dihasilkan pun akan sangat banyak. Pelepasan gas metana ke atmosfer akan sangat berdampak pada percepatan efek rumah kaca. Oleh karenanya, gas metana perlu ditransfer menjadi gas CO2 agar tidak ‘terlalu’ membebani atmosfer kita. Proses transfer gas metana menjadi CO2 salah satunya dengan cara dibakar (setidaknya, ini cara yang paling ekonimis).

Sampah ditutup geomembran untuk mempercepat pembentukan gas metana dan sebagai perangkap gas metana dari sampah organi


Dengan membakar gas metana yang berasal dari tumpukan sampah berhektar-hektar dan tebal berpuluh-puluh meter, maka efek rumah kaca dapat ‘direm’ sedikit. Kaitannya dengan carbon trading yang berasal dari Kyoto Protocol, saya akan menjelaskan konsep sederhana mengenai carbon trading.

Misalkan setiap negara memiliki jatah untuk mengeluarkan CO2 sebanyak 200 ton per tahun ke atmosfer. Karena tingkat kemajuan setiap Negara berbeda, tentunya Negara maju akan lebih banyak mengeluarkan CO2 ke atmosfer dibanding Negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu, Negara maju (katakanlah Belanda) boleh mengeluarkan CO2 sebanyak 300 ton asalkan Indonesia mengeluarkan 100 ton CO2 (rata-ratanya 200 ton toh?)

Nah, Belanda selaku Negara maju memberikan intensif atas usaha penurunan CO2 yang dilepaskan ke atmosfer kepada Indonesia. Katakanlah 40 Euro/ton. Kaitannya dengan TPA Sumur Batu, ternyata setiap harinya dibakar sekitar 40 ton CO2 (berdasarkan keterangan engineer PT.Gikoku selaku operator). Jadi bisa dikatakan bahwa TPA Sumur Batu yang terletak di Bekasi merupakan salah satu tambang euro. Ya, menambang Euro dari sampah…

Satu hal lagi, metana yang berasal dari tumpukan sampah di TPA Sumur Batu,Bekasi, digunakan untuk membangkitkan listrik. Listrik yang dibangkitkan digunakan untuk keperluan operasi di TPA Sumur Batu Bekasi. Jadi tidak terlalu bergantung kepada PLN. Keren kan?


Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).