Pohon Kehidupan

Kisah ini adalah perumpamaan yang saya pahami dari ceramah salah satu ulama. Jika ada yang salah mohon dibenarkan.

Hidup ini jika diibaratkan adalah seperti kumpulan pohon-pohon. Satu pohon itu diibaratkan dengan satu tahun. Dia memiliki 12 dahan dimana tiap dahan memiliki 30 ranting. Setiap ranting memiliki 84600 daun. Dan tiap nafas manusia akan menjadi buah.

Rasa dari buah tersebut tergantung perbuatan manusia. Jika amalan yang dilakukan adalah baik maka manis pula lah buahnya. Jika amalan buruk yang dilakukan, maka buruk pula lah buahnya. Lalu kapan panennya?

Panen buahnya adalah ketika hari kebangkitan. Ketika setiap orang akan “memanen” buah dari tiap nafasnya di dunia. Maka beruntunglah orang yang tiap nafasnya melakukan kebaikan. Panen buahnya akan manis. Dan celakalah orang-orang yang tiap nafasnya melakukan kemaksiatan. Panen buahnya akan jelek. Buahnya tidak mengenyangkan, tidak pula enak.

Jadi kawan, yuk kita menanam buah manis. Semoga kita bisa memanen buah-buah yang manis di hari kebangkita kelak. Amiin… oiya, lupa. Akar dari pohon tadi adalah TAUHID. Bagaimana buahnya akan manis, bagaimana pohonnya akan subur dan bagus, jika akarnya tidak kokoh dan bagus. Sungguh, tiada yang patut disembah kecuali Allah SWT… Tegakkan Tauhid, jauhkan Syirik. Amalkan Sunnah jauhi Bid’ah, InsyaAllah akarnya akan kokoh, buahnya akan manis …
Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
Anonymous
AUTHOR
January 4, 2010 at 7:52 PM delete

jalan" cari inspirasi...

Reply
avatar
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).