Dibalik kelembutan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu terdapat pribadi kokoh yang tidak gentar dengan gertakan kaum kuffar. Abu Bakar radhiyallahu 'anhu dengan kekayaanya banyak membantu perjuangan Nabi shallalahu 'alahii wa sallam dan membantu para shahabat, salah satunya adalah Bilal radhiyallahu 'anhu. Bagi Abu Bakar, Bilal adalah permata yang tak ternilai harganya, sehingga betapapun tingginya harga pembebasan Bilal, maka hal tersebut merupakan hal sepele baginya. Gertak sambal Umayyah bin Khalaf tuannya Bilal pun beliau balas dengan balasan serupa demi kehormatan seorang Muslim. Berikut ini kisah pembebasan Bilal dari Buku Abu Bakar Ash-Shiddiq: Kepemimpinan dan Kelembutan Akhlak Pembela Nabi, Karya Ustadz Fariq Gasim Anuz hafizhahullah.
Seorang budak hitam bernama Bilal masuk Islam dan akhirnya diketahui oleh tuannya yang bernama Umayyah bin Khalaf. Tuannya berusaha merayu agar Bilal kembali ke agama nenek moyang mereka. Setelah gagal, tuannya mengancam dengan beberapa ancaman. Itulah liku-liku kehidupan, manusia dihadapkan rayuan dan tekanan dalam mengarungi kehidupan ini. Barangsiapa yang lemah atas ajakan hawa nafsu dan setan dari jenis jin dan manusia maka dia akan terjatuh dan gagal.
Setelah tidak diberi makan dan minum sehari semalam, keesokan harinya Bilal dibawa ke padang pasir di tengah panasnya matahari yang menyengat. Bilal diikat dan ditidurkan di atas pasir panas lalu dadanya dibebani dengan batu besar yang panas pula. Belum cambuk dan pukulan yang dilayangkan kepadanya sebelum itu. Umayyah bin Khalaf mengultimatum agar Bilal meninggalkan Islam dan kembali menyembah Latta dan Uzza serta berhala-berhala lainnya. Blal tetap Istiqomah dan mengeluarkan kata "Ahad, Ahad" meyebut nama Allah yang Esa tidak ada sekutu bagi Nya. Umayyah tambah jengkel dan terus meyiksa Bilal dengan keji.
Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu saat itu berjalan melihat apa yang dilakukan oleh Umayyah terhadap Bilal. Beliau menegur, "Tidakkah kamu takut kepada Allah atas perbuatanmu kepada orang yang lemah ini?! Sampai kapan kamu berbuat seperti ini?"
Umayyah menjawab, "Kamu yang telah merusak dia! Kalau kamu mau, coba selamatkan dia!"
Abu Bakar menjawab, " Ya, saya akan lakukan. Saya memiliki budak yang lebih kuat dan tahan dari Bilal. Budak saya ini agamanya sama dengan agamamu. Ambillah dia dan Bilal untuk saya".
Umayyah setuju dengan usulan Abu Bakar dan Bilal pun dimerdekakan oleh Abu Bakar. Dalam riwayat lain, Abu Bakar membeli Bilal dengan seharga lima uqiyah emas (sekitar 150 gram emas).
Umayyah mengatakan kepada Abu Bakar setelah Bilal selesai dibeli Abu Bakar, "Kalau kamu menawar sampai satu uqiyah (sekitar 30 gram emas) pun akan saya lepas!"
Abu Bakar menjawab, "Kalau kamu minta seratus uqiyah (3 kg emas) pun akan saya beli!"
Bilal Radhiyallahu anhu sangat mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Beliau pun cinta kepada Bilal dan sahabat-sahabat lainnya. Bilal Radhiayallahu anhu di masa hidup Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjadi mu'adzin mengumandangkan adzan dengan suara yang merdu. Orang-orang yang mendengar suara adzannya merasa tenang dan damai serta bertambah khusyu.
Typed by Fathimah
https://telegram.me/yayasanalhanif
Sign up here with your email