Keutamaan berqurban

.
Berkurban? Ah, Sayang Uangnya!


Dr. Muhammad Arifin Badri (Alumnus S3 Universitas Islam Madinah Saudi)


Mungkin sebagian orang berkata seperti di atas, dan bisa jadi anda salah satu dari mereka.

Sobat, sebelum anda memutuskan untuk mempertahankan ungkapan di atas, alangkah baiknya bila anda membaca lalu merenungkan hadits berikut dengan seksama.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Barang siapa memiliki kelapangan namun ia tidak berkurban (menyembelih hewan kurban) maka hendaknya ia tidak mendekat dari tepat sholat (iedul adha) kami. (Riwayat Ahmad dan lainnya)

Sobat! Anda penasaran ingin mengetahui berapa besar keutamaan dan pahala menyembelih hewan kurban?

Temukan jawabannya pada hadits berikut:

ما عمل ابن آدم يوم النحر أحب إلى الله من إهراق الدم، وإنه ليؤتى يوم القيامة بقرونها وأشعارها وأظلافها، وإن الدم ليقع من الله بمكان قبل أن يقع بالأرض، فطيبوا بها نفسا.

Tidaklah seorang hamba mengamalkan suatu amalan pada hari AN Naher (10 Zul Hijjah) yang lebih utama dibanding menyembelih hewan kurban. Kelak pada hari Kiyamat, hewan kurban akan datang menghadap kepada Allah lengkap dengan tanduk, bulu dan kuku kakinya. Sesungguhnya darah hewan kurban benar benar mendapat kedudukan yang tinggi (diterima oleh Allah dan mendapat imbalan yang besar) sebelum darah itu jatuh ke tanah, karena itu sembelihlah hewan kurbanmu dengan suka rela. (At Tirmizy, Ibnu Majah dan lainnya)

Sobat! Mari bulatkan tekad untuk membuktikan keimanan kita dan cinta kita kepada Allah dengan mengurbankan sebagian hewan ternak.

Semoga Allah menerima amal ibadah anda semua.


================
www.arifinbadri.com
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).