Mencapai ketegaran dalam islam

🌍 BimbinganIslam.com
📆 Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1436 H / 14 Maret 2015

📝 Artikel Tematik | Sarana-sarana Untuk Mencapai Ketegaran Dalam Islam

Diresum dari ceramah yang disampaikan oleh:
Syaikh DR. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al- Abbad Al- Badr Hafidzahumallah
✒ Penterjemah : Ust. Mizan Qudsiyah Lc
¤ Tempat: Masjid Sulaiman Fauzan Al-Fauzan Bagik Nyaka Aikmel, Lombok Timur
¤ Senin, 18 Jumadil Awwal 1436 H / 9 Maret 2015
--------------------------
Bagian 1 dari 2

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد للّه رب العلمين
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله صلى عليه و على آله و أصحابه أجمعين

اللهم لا علم لنا إلا ما علمتنا
اللهم علمنا ما ينفعنا و زدنا علما و أصلح لنا ثعننا كله ولا تكلنا إلى أنفسنا طرفة عين، أم بعد.

Kaum muslimin dan muslimat rahīmanī wa rahīmakumullāh, setelah Syaikh memuji Allāh kemudian bersaksi bahwasanya tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Allāh kemudian bersaksi bahwa Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah hamba dan RasulNya, salam dan shalawat bagi Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bagi keluarganya, shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat.

Dan berdoa dengan do'a-do'a Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :
① "Ya Allāh, kami tidak memiliki ilmu kecuali apa yang telah engkau ajarkan kepada kami".
② "Ya Allāh ajarkanlah kami ilmu yang bermanfaat untuk kami".
③ "Ya Allāh perbaikilah segala urusan kami dan jangan serahkan kami pada diri kami".

Berbahagialah kalian semua, perkumpulan yang ada ditempat ini dan beruntunglah kalian berkumpul dirumah-rumah Allāh 'Azza wa Jalla, tidak ada tujuan lain kecuali untuk mempelajari perkara-perkara ini dan mendalami syari'at Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Sabda Nabi: "Tidaklah suatu kaum berkumpul dirumah dari rumah-rumah Allāh melainkan akan turun kepada mereka ketenangan dan akan diliputi oleh kasih sayang Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan akan dinaungi oleh malaikat-malaikat dan akan disebut oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dikalangan para malaikatNya." (HR. Imam Muslim dalam Shahihnya)

Hadits Mu'awiyah radhiyallāhu 'anhu: "Telah keluar Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mendatangi kami dimasjid ketika kami sedang duduk-duduk berkumpul dimasjid, kami mengingat dan menyebut tentang perkara-perkara akhirat, lantas Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya : 'Apa yang telah menjadikan kalian duduk ditempat ini?'. Lalu mereka menjawab : 'Kami menyebut tentang Islam dan kami menyebut apa-apa yang telah diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla berupa kenikmatan-kenikmatan yang begitu banyak. Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam meminta bersumpah 'Apakah yang kalian minta hanya itu saja?'. Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya kepada para shahabat dengan bersumpah maka para shahabatpun bersumpah 'Demi Allāh, tidak ada yang menjadikan kami duduk ditempat ini kecuali itu saja'. Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan : 'Aku tidak meminta kalian untuk bersumpah karena menuduh kalian dengan tuduhan yang macam-macam tetapi tadi aku didatangi oleh Jibril 'alayhissalām, lalu Jibril memberitakan kepadaku bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla membanggakan kalian dihadapan para malaikat."

Tema kajian kita pada kesempatan malam yang mulia dan barakah ini, berbicara tentang sarana-sarana untuk menggapai ketegaran diatas Islam.

Ini adalah tema yang sangat mulia, penting dan sangat dibutuhkan oleh setiap muslim dan muslimah untuk kita saling ingatkan, saya tidak katakan dibutuhkan oleh para pemuda dan pemudi, atau orang-orang yang dewasa (orangtua), kenapa?

Karena orang hidup ini tidak pernah aman dari fitnah, apalagi kita hidup dizaman yang penuh dengan fitnah dan berbagai macam penghalang-penghalang yang menyelewengkan kita dari jalan kebenaran dan agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan kuatnya penguasaan syaithan terhadap manusia ini yang akan menjauhkan mereka dari dzikrullah, dan jalan yang lurus.

Maka kedudukan dan waktu seperti ini kita butuh diingatkan bagaimana dan apa-apa sarana-sarana untuk bisa tegar diatas agama Islam (agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla).

Agar seorang mu'min dan muslim, begitu dia keluar dari kehidupan dunia ini dalam keadaan dia menjaga agama Allah Subhānahu wa Ta'āla sehingga dia bisa bertemu Allāh Tabāraka wa Ta'āla dalam keadaan Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhainya.

Hadirin yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, diantara hal-hal yang membantu kita untuk mengetahui pentingnya dan bahayanya akan perkara ini adalah suatu perumpamaan yang sangat agung yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla jelaskan sebagaimana dalam Musnad Imam Ahmad dan yang lainnya, dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan permisalan tentang shirath almustaqīm (jalan yang lurus).
• Di kanan kiri shirath ada pagar.
• Di kanan kiri pagar ada pintu-pintu. • Di setiap pintu ada tirai yang menutupinya.
• Kemudian ada yang mengajak didepan shirath dengan mengatakan "Wahai hamba Allāh, masuklah kalian ke dalam shirath ini, jangan kalian serong ke kiri dan ke kanan."
• Kemudian ditengah-tengah shirath itu ada da'i yang menyeru "Wahai hamba Allāh, jangan engkau buka tirai tersebut karena kalau engkau membukanya akan masuk ke dalamnya."

★ Perumpamaan ★
• Shirath ini adalah Islam
• Pagar yang dikanan kiri shirath itu adalah batasan-batasan Allāh Subhānahu wa Ta'āla
• Pintu-pintu yang ditutupi dengan tirai-tirai adalah larangan-larangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla
• Da'i yang berada didepan shirath adalah Kitabullah (Alqurān).
• Yang menyeru ditengah shirath yang mengatakan "Jangan engkau buka dia, kalau engkau buka maka engkau akan memasukinya" ini adalah peringatan Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang ada pada hati setiap muslim.

Perhatikanlah wahai orang-orang yang berjalan di atas shirath mustaqim, akan datang kepada kita dikanan dan kiri kita banyak pintu yang mana dari pintu-pintu yang akan mengeluarkan kita dari shirathal mustaqim yang mana dipintu-pintu ini hanya tertutupi oleh tirai saja.

Ini menggambarkan kepada kita, kita akan membukanya tanpa membutuhkan susah payah dan tenaga, berbeda dengan pintu yang ada daunnya yang memiliki gembok dan kunci, maka ini membutuhkan usaha yang lebih besar untuk bisa masuk ke dalamnya. Kalau hanya tirai sangat mudah dibuka dan sangat mudah kita untuk memasukinya. Pintu-pintu ini akan membuka kepada apa-apa yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan akan mengeluarkan dari shirathal mustaqim (jalan Allāh yang lurus) maka kita perlu waspada dan ekstra hati-hati jangan sampai kita keluar dari jalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang lurus dari sebagian atau seluruh pintu tersebut.

★ Langkah-langkah yang akan dilakukan syaithan adalah :
• Berangkat dari pandangan penglihatan.
• Kalau kita melihat kita akan melangkah.
• Kalau sudah melangkah akan maju.
• Kalau sudah maju kita akan terjerumus dan terjerembab kedalam maksiat, larangan, dosa dan apa-apa yang diharamkan Allāh Tabāraka wa Ta'āla.

Para hadirin muslim dan muslimat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, para ulama kita rahimahumullāh Ta'āla memberikan suatu perumpamaan yang menjelaskan bahwa masihnya seseorang dalam dosa dan maksiat, akan mulai selangkah demi selangkah, sedikit demi sedikit sehingga jatuh kedalam dosa.

Allāh Tabāraka wa Ta'āla menjelaskan dalam Alquran yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan". (Al-Baqarah 208)

Perumpamaan tersebut disebutkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya yaitu ibarat seseorang yang memiliki pakaian yang bersih, baju yang baru, lalu dia akan berjalan dijalan yang penuh dengan lumpur. Apa yang dia akan lakukan ketika berjalan dijalan seperti itu?
❶ Pertama dia akan mencari bebatuan atau tempat-tempat yang tinggi yang tidak akan mengenai pakaiannya, tidak akan menciprati bajunya yang bagus. Dia akan berusaha jangan sampai kena sedikitpun. Sehingga kali pertama dia harus waspada,
❷ Kedua dia harus waspada dan selamat
❸ Ketiga dia terkena sedikit
❹ Keempat terkena lebih banyak
Kali berikutnya dia sudah tidak perduli, dia akan masuk langsung kedalam lumpur tersebut.

Maka apabila telah masuk dalam kubangan lumpur tersebut, dia tidak akan perduli kotor, sudah terlanjur kotor. Ini tepat dan sesuai dengan perumpamaan seorang yang jatuh dalam dosa.

Pertama kali dia waspada dari dosa tersebut, dia hindari bisa selamat sehingga lama-lama jatuh dalam maksiat sehingga tidak ada perasaan bersalah sama sekali dan tidak ada pula dalam jiwanya peringatan untuk takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang telah diletakkan pada jiwa setiap muslim.

Ketika banyak dosa dan maksiat maka akan sedikit sensitif terhadap perbuatan dosa dan maksiat, tentu hal ini mewajibkan kita untuk memberikan perhatian perkara ini dan sarana-sarana kebenaran yang akan meneguhkan kita diatas kebenaran dan sarana-sarana yang akan meneguhkan dan menegarkan kita diatas petunjuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ada 1 hal yang perlu kita perhatikan di muqaddimah dan diawal kajian kita ini bahwasanya kita hidup di zaman yang fitnah sangat banyak dan bertubi-tubi dan berbagai sarana keburukan, kerusakan dan kejahatan yang terbuka lebar bagi manusia, seperti adanya sarana telekomunikasi yang begitu cantik, internet, channel-channel TV dan semisalnya yang penuh dengan kerusakan, yang membawa dan memasukkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dalam aqidah yang bathil, akhlaq yang rusak, muamalah yang buruk dll dari keburukan dan kejahatan yang telah menimpa kaum muslimin dikarenakan sarana² tsb.

Tentu tidak diragukan, banyaknya sarana² yang membawa kepada kejahatan dan kerusakan ini mewajibkan kita untuk lebih ekstra hati² dan waspada agar kita menjaga iman kita, aqidah, akhlaq dan perangai kita.

Syaikh menjelaskan, demikian diantara hal yang penting dan perlu kita rasakan dan hayati dalam masalah ini agar kita mengetahui bagaimana bahaya hal ini dan pentingnya. Bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah shahih dari Beliau tentang hati yang sangat cepat berbolak balik. Tidaklah hati dinamakan qalbun melainkan karena tempatnya berbolak balik. Oleh karena itu Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam hadits shahih: "Sesungguhnya hati lebih cepat terbolak balik dari air yang mendidih didalam panci".

Apabila kita melihat panci dan didalamnya ada panci yang sedang mendidih, begitu cepat air itu mendidih. Ini suatu perumpamaan bagi kita bahwasanya hati kita akan lebih cepat terbolak balik daripada air yang mendidih didalam panci tersebut.

Kemudian dalam hadits yang lain, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah menjelaskan ibarat (perumpamaan) hati ini ibarat gunung yang ada di padang pasir yang sangat mudah diterbangkan oleh angin.

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sangat sering memperbanyak doa:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

"Wahai yang Maha membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku diatas agamamu."

Ummu Salamah radhiyallāhu 'anhā (salah satu istri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan ibu kaum mu'minin) mengatakan dan bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam : "Ya Rasulullāh, apakah hati kita ini bisa berbolak balik?". Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan :  "Tidak ada suatu hatipun melainkan dia berada diantara 2 jari dari jari tangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan membolak-balikkannya. Kalau Allāh menghendaki membalikkan kepada kebaikan maka akan menjadi kebaikan. Tetapi kalau Allāh Subhānahu wa Ta'āla menghendaki membalikkan kepada keburukan maka akan menyimpang dan celaka."

Demikian juga telah shahih dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda : "Fitnah ini akan diadakan dalam hati kita seperti tikar yang ditenun sedikit demi sedikit, maka hati manapun yang akan menyerap fitnah tersebut maka akan diletakkan 1 titik hitam padanya. Dan hati manapun yang mengingkarinya akan diletakkan dihatinya 1 titik putih padanya sehingga hati itu terbelah menjadi 2, ada hati yang bersih dan ada hati yang kotor.

⑴ Adapun hati yang putih (selamat), dia putih bersih tidak akan dimudharatkan selama-lamanya selama langit dan bumi masih ada.
⑵ Hati yang hitam seperti bejana/gelas yang terbalik yang mana kita tidak bisa meletakkan apa² didalamnya. Yang mana tidak akan mengetahui yang ma'ruf dan tidak akan mengingkari kemungkaran melainkan membekas apa yang dia serap dari hawa nafsu.

Bersambung ke Bagian 2 in syaa Allah.....

___________________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📝 Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
🌐http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran

Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).