Teman di alam kubur

Hanya Amalan Yang Menemani di Alam Kubur.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

"Yang mengikuti mayit ke kuburnya ada tiga, lalu dua kembali dan yang tinggal bersamanya hanya satu; yang mengikutinya adalah keluarganya, hartanya dan amalnya, lalu kembali keluarga dan hartanya, dan yang tinggal hanya amalnya." [HR. Al-Bukhari & Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu]

Beberapa Pelajaran:

1) Hadits yang mulia ini mengajarkan kepada kita pentingnya amal shalih dalam kehidupan dunia ini sebagai bekal untuk kehidupan di negeri akhirat yang kekal. Allah ta'ala berfirman,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ

"Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal." [Al-Baqoroh: 197]

2) Sungguh sangat disayangkan sekali, apabila kita baru tersadar untuk beramal shalih tatkala kematian telah datang menjemput kita, ketika penyesalan tiada lagi berarti. Allah ta'ala berfirman,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Wahai Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal shalih yang telah aku tinggalkan." Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (alam barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan." [Al-Mukminun: 99-100]

3) Lebih mengerikan lagi, ketika penghuni neraka meraung-raung untuk meminta dikembalikan ke dunia demi beramal shalih.

Selengkapnya: http://fb.me/3CNV7Z4ao

Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).