Harus berteman dengan siapa?

Surat Al Kahfi ayat 28

Dalam ayat ini, Allah menunjukkan pada Nabi orang-orang yang harus dijadikan teman. Ketika orang Quraisy datang kepada Nabi dan mensyaratkan untuk mengusir orang-orang miskin dan jembel menurut bahasa kita, baru mereka mau duduk-duduk bersama Nabi, Allah menurunkan wahyu agar jangan meninggalkan mereka, agar tetap berteman dengan mereka.

Nasehat Allah ini tidak hanya menjadi panduan untuk Nabi Muhammad saja, tapi untuk kita juga dalam mencari teman. Siapa yang harus kita jadikan teman? 
Allah memandu kita untuk mencari teman dalam hidup ini, agar hidup ini seuai dengan yang diinginkan Allah untuk kita.

Allah ingin dalam hidup ini kita menyembahNya saja, sesuai dengan fungsi kita manusia, yaitu untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah.

Ada isyarat lagi yang kita tangkap, yaitu keharusan mencari teman yang seperti itu, teman yang diinginkan oleh Allah dalam menemani hidup kita.

Mari kita simak bersama ayat ini:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا (28)

18:28. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.

Siapa saja yang harus kita jadikan teman?

Mereka yang beribadah pada Allah di pagi dan sore hari, karena menginginkan wajahNya. Mari kita lihat pendapat para ahli tafsir tentang makna ayat ini.
Al Alusi berpendapat bahwa yang dimaksud adalah selalu beribadah pada Allah setiap saat. Kata pada pagi dan sore hari sering digunakan untuk mengungkapkan makna selalu, sepanjang waktu. 

Tapi ada juga yang berpendapat bahwa ayat itu adalah sesuai textnya, yaitu beibadah di pagi dan sore hari, bukan sepanjang waktu. Maka yang dimaksud adalah beribadah di pagi dan sore hari. Disebutkan pagi dan sore hari karena pda dua waktu itu adalah waktu di mana orang lalai dan sibuk dengan urusan masing-masing.
Ibadah apa yang mereka lakukan di pagi dan sore hari? Ibadah adalah ibadah, bermacam-macam ibadah bisa dilakukan di pagi dan sore hari.
Al Alusi menukil variasi pendapat ulama tentang ibadah yang mereka kerjakan:
Mughirah meriwayatkan dari Ibrahim : Dzikir pada Allah. 
Diriwayatkan ddari Ubaidah bin Abdullah bin adi bin Khiyar mengatakan: membaca Al Qur’an
Sementara Al Hakim At Tirmidzi meriwayatkan dari Said bin Jubair: maksudnya adalah membahas halal haram.
Ibnu Umar dan Mujahid berkata: melaksanakan shalat lima waktu berjamaah.
Sementara Qatadah mengatakan: melaksanakan shalat subuh dan ashar berjamaah.

Mereka yang selalu ibadah, mereka yang selalu melakukan apa yang disukai oleh Allah, itulah yang harus kita jadikan teman dalam hidup ini. Mereka yang mengisi hidupnya dengan amalan yang mendekatkan diri pada Allah, mereka itulah yang harus kita jadikan teman. Yang harus kita jadikan teman dalam mengarungi hidup ini. 

Mari kita lihat penjelasan Ibnu Katsir tentang ayat ini:

Duduklah bersama orang yang selalu berdzikir pada Allah, betahlil, bertahmid, bertasbih dan bertakbir, hamba-hamba Allah yang berdoa memohon padanya di pagi dan sore hari, baik mereka miskin atau kaya, kuat atau lemah. Dikatakan bahwa ayat ini adalah tentang para pemuka Quraisy, saat mereka meminta agar Naib duduk bersama mereka, tidak menyatukan majelis mereka dengan apra sahbat yang lemah, seperti Bilal, Ammar, Suhaib dan Ibnu Ma’sud. Dan Nabi duduk bersama mereka dalam majelis khusus. Lalu Allah melarang hal itu, dan berkata:
{ وَلا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ } الآية [الأنعام:52]

6:52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, 

Dan memerintahkan untuk bersabar bersama mereka:

: { وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ }

18:28. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya

Pemuka Quraisy berkumpul, mereka mengatakan pada Rasulullah : jika engkau ingin kami beriman padamu, maka usirlah orang-orang miskin itu dari sisimu, jika kami sedang ada di sisimu, janganlah mereka ikut hadir, dan engkau bisa membuat waktu khusus untuk duduk bersama mereka. 

Mereka tidak ingin duduk bersama orang-orang miskin dan kalangan bawah. Mereka masih menggunakan ukuran dunia untuk menilai orang. Mereka menilai orang bukan dari akidah, tapi dari status sosial dan kekayaan. Mereka enggan duduk bersama sahabat yang miskin.

Maka Allah memerintahkan pada Nabi agar duduk bersama para sahabat yang beribadah pada Allah di pagi dan sore hari, yang selalu melakukan perbuatan yang disukai oleh Allah. 

Maka kita lihat dalam tafsir para ulama menjelaskan amalan yang disebut sebagai doa, yaitu berdzikir, shalat, membaca Al Qur’an, berdoa. Semua amalan ibadah itu disebut sebagai doa. 

Mengapa amalan disebut sebagai doa? Karena pada hakekatnya ketika hamba melakukan amal shaleh, maka mengandung permohonan agar amalannya diterima Allah, agar Allah mencurahkan ridho dan rahmat padanya. Inilah mengapa amal shaleh disebut doa. Termasuk juga doa itu sendiri yang berupa permohonan, sama-sama mengandung permohonan pada Allah.

Ayat ini sekaligus menjadi petunjuk bagi kita tentang memilih teman, tentang sifat-sifat mereka yang harus kita jadikan teman dalam hidup ini, yaitu orang yang selalu melakukan ibadah.

Tapi berteman dengan mereka ini tidak mudah, maka harus bersabar dalam berteman pada mereka. Berteman dengan mereka mengandung perjuangan, mengandung menahan diri, karena diri ini selalu silau dengan dunia, sedangkan Allah mengajak kita kepada kenikmatan akherat, yang jauh lebih nikmat daripada dunia. 

Tapi jiwa ini memang cenderung cinta dunia, maka kita perlu melawan diri ini agar tidak hanyut pada kecintaan dunia. Kita harus bersabar untuk berteman dengan orang yang membawa kita ke arah akherat. Orang yang selalu beribadah pada Allah akan menularkan semangat ibadahnya pada kita. Dengan berteman dengan mereka, kita akan lebih dekat ke akherat. Kita akan semakin menjauhi magnet dunia, untuk terus berjalan menuju akherat, menuju yang diridhoi Allah.

Salah satu dari mereka adalah ahlul qur’an,  selalu membaca Al Qur’an, mereka yang menghafal Al Qur’an, kitab Allah yang merupakan cahaya bagi kehidupan manusia. Kita akan ikut merasakan berkahnya. Kita jadi ingin untuk meniru mereka. Akhirnya kita tetap ada di jalan Allah.

Begitu juga bersama orang yang selalu menjaga shalat, orang yang selalu berdzikir pada Allah, orang yang mempelajari ajaran Allah, yang membahas ayat-ayat Allah di majelis ilmu, membahas petunjuk Nabi Muhammad dalam beramal, dan mengikuti ilmu dalam beramal. 

Allah menyebutkan lagi sifat mereka yang harus kita jadikan teman, yaitu mereka beribadah pada Allah karena menginginkan wajahNya. Bukan menginginkan yang lain. Setiap orang beramal, setiap orang yang melakukan sesuatu, maka memiliki tujuan. Di sini Allah menjelaskan tujuan amal dari orang-orang itu, yaitu mencari wajahNya.

Syaikh Al Jazairi menjelaskan apa yang dimaksud dengan wajahNya dalam ayat ini. Tentu ayat ini mengandung berita bahwa Allah memiliki wajah, yang tentunya beda dengan wajah kita. Bagimana wajah Allah? Semoga kita bisa memandangNya di sorga nanti. Kata Al Jaza’iri dalam Aysarut Tafasir:

Mereka tidak shalat dan bertasbih karena menginginkan dunia, tapi dengan ketaatan yang mereka lakukan di siang dan malam hari, mereka menginginkan ridha Allah dan cintaNya.

Syaikh Utsaimin mengatakan:
Mereka ikhlas hanya pada Allah, menginginkan wajahNya, mereka tidak ingin dunia sedikitpun. Mereka melakukan semua itu hanya karena Allah semata. Tidak untuk siapa pun selainNya.

Tapi berteman dengan mereka perlu bersabar. Ingat, Allah membuka ayat ini dengan perintah untuk sabar. Karena jiwa kita menginginkan dunia. Karena berteman dengan mereka bisa jadi tidak mudah.

Mari kita tanya diri kita sendiri, siapa teman yang kita idolakan? Siapa figur yang kita impikan untuk berteman, apakah figur yang termasuk dalam ayat di atas? Atau figur yang berbeda?

-Bersambung-
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).