Memperbesar kesempatan

Temans, pernah liat undian berhadiah? Biasanya dalam undian berhadiah, kita diminta untuk mengirimkan sesuatu (contohnya kemasan produk) sebanyak-banyaknya agar kemungkinan menang lebih besar. Betul? Tidak ada salahnya kita mengambil pelajaran dari teori undian atau teori kemungkinan yang zaman dulu pernah diterapkan oleh Pascal. Atau teori kemungkinan lanjutan yang sering digunakan di Industri seperti teori Monte Carlo dengan random numbernya.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti mendambakan akhir yang bahagia, damai, sejahtera, dan serba terjamin. Tentunya nggak fair dong kalo kita mengharapkan sesuatu yang baik, tetapi tidak ada sebuah proses yang dijalani dengan baik dan benar. Oleh karena itu, yuk kita bersabar dan istiqomah selalu dalam menjalani sebuah proses yang baik dan benar meskipun itu berat bagi kita. Tunggu, tunggu, hubungannya dengan Monte Carlo, Pascal, dan teori kemungkinan apa?

Untuk mendapatkan hasil yang bagus, tentunya kita harus menjalani sebuah proses yang berat, dan dalam proses tersebutlah teori kemungkinan diterapkan. Seseorang yang memiliki 200 butir peluru memiliki kemungkinan lebih besar dalam menembakkannya ke sasaran dibanding seseorang yang memiliki 10 butir peluru dengan asumsi mereka memiliki kemampuan yang sama dalam menembak.

Untuk mencapai hasil yang baik, tentunya kita harus melakukan serangkaian kegiatan baik pula. Tapi kita tidak tahu kebaikan kita yang mana yang akan membuat hasil kita baik. Sebagai contoh, mari kita perhatikan sebuah wawancara singkat bersama seorang ulama yang menghabiskan hidupnya untuk menulis.

“Pak Ustadz, akan sampai kapan Anda menulis?”

“Saya tidak tahu tulisan saya yang mana, yang akan menyelamatkan saya dari jurang neraka.“

Dari jawaban ulama tersebut, bisa kita simpulkan bahwa beliau akan terus menulis sampai kesempatan terakhir tiba pada dirinya.

Khusus untuk teori Monte Carlo, setidaknya dibutuhkan 10 juta pasang bilangan acak agar didapat model yang hampir sama dengan kenyataan. Tapi dalam kehidupan, kita tidak tahu berapa banyak kebaikan minimal yang kita butuhkan agar ada minimal satu kebaikan yang dapat menyelamatkan kita dari jurang neraka.

Jadi temans, ayo kita tebarkan kebaikan kepada semua orang (termasuk diri sendiri), lingkungan sekitar, dan mahluk hidup sekitar (termasuk mahluk halus, hehehe, bercanda.com)
Previous
Next Post »

3 comments

Write comments
Mamah Ani
AUTHOR
November 25, 2008 at 4:43 AM delete

memperbesar kesempatan?
ya...."jangan kurung batokeun" aja...

dunia ini luaaaaas terbentang, manusia jumlahnya milyaran, mahluk mahlukNya juga milyaran, sel otak juga pluhan milyar, peluang terbentang, waktu luang ada......suatu perpaduan yang banyak memberi peluang untuk maju, meraih kesempatan dan kebahagiaan

jangan melakukan kegiatan stereotype yang dari itu keituuuu aja, sama orang yang itu itu aja....mana terbuka kesempatan??

cheers

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
December 2, 2008 at 2:00 PM delete

"Termasuk Mahluk Halus"...

yup mahluk haus itu kan perempuan..he..he..semuanya serba halus

Reply
avatar
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).