Bisa apa kita tanpa Bumi ?

What Can We Do Without Earth ?

Sebuah pendahuluan dari Mata Kuliah Operasi Pemboran oleh Mas Rudi Rubiandini.

Planet bumi ternyata memiliki H2O yang sesuai dengan kehidupan. Air di bumi tidak terlalu dingin sehingga menjadi salju, tidak pula terlalu panas sehingga semua uapnya menjadi atmosfer. Nyawa bumi dan planet-planet adalah gravitasi. Disadari atau tidak, nyawa adalah sesuatu yang tidak kelihatan -abstrak- tapi dipercaya. Bumi dan planet lain akan mati ketika gravitasi dicabut. Gunung-gunung berhamburan, planet akan saling bertabrakan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an.

Manusia adalah mahluk yang sombong. Jika ada yang mengatakan bahwa ada manusia yang mendaki gunung tertinggi, maka dia telah mengatakan bahwa dia telah "Menaklukan" gunung tertinggi. Padahal, dia tidak menaklukan, melainkan hanya mendaki. Hanya Mendaki saja.

Jika dia telah mampu mengebor sumur minyak sedalam 15000 ft ~ 5 Km, maka dia telah mengatakan bahwa dia telah "Membuat Sumur terdalam". Padahal, jika dilihat dari jari-jari bumi yang mencapai ~6500 Km, manusia hanya mengusik sedikit kulitnya saja. Bumi terlalu kaya untuk dimiskinkan oleh manusia.




Umur manusia sangatlah pendek jika dibandingkan dengan umur bumi. Umur manusia zaman sekarang rata-rata 70 Tahun, sedangkan umur bumi sudah 5 Milyar Tahun. Jadi, jika dibandingkan dengan jarak Bandung-Surabaya, umur manusia hanya sepanjang 1 mm. Sungguh sangat pendek. Lagi-lagi Allah telah menceritakan dalam Al-Qur'an bahwa kehidupan di dunia itu sangat pendek, kecuali bagi orang-orang yang berfikir. Pantas saja Allah menyebutkan bahwa Manusia yang masuk ke Surga itu adalah manusia yang di Rahmati-Nya, bukan karena Amalnya.


"Kita hanya bagian dari 1mm kehidupan". Itulah kata-kata yang beliau ucapkan. Lalu, apa yang telah kita lakukan dalam 1 mm kehidupan ? Manfaat kita terlalu kecil untuk orang lain! Jadi, sebaik-baiknya orang adalah orang yang memberikan manfaat kepada orang lain.

Jadi, mulai sekarang niatkanlah bahwa Posisi dan Gaji bukan tujuan, melainkan efek dari tujuan kita, yaitu MENOLONG sesama.

Kembali ke perkuliahan, sebagai dosen Perminyakan dengan spesialisasi Pemboran, beliau menekankan mengenai Horizontal Drilling. Permasalahan yang sering dihadapi dalam melakukan horizontal drilling adalah Drag, Torque, Cutting Transport, Logging dan Cementing.

Drag adalah gesekan antara pipa bor dengan lapisan batuan yang ditembusnya. Berbeda dengan vertical drilling, pipa bor pada horizontal drilling akan mendapatkan tekanan over burden yang lebih besar jika dibandingkan dengan vertical drilling yang hanya mendapatkan tekanan dari arah samping.

Torque adalah gesekan saat mata bor diputar. Over burden Pressure menjadi masalah karena tenaga yang dibutuhkan untuk menggerus batuan dari arah horizontal akan lebih besar jika dibandingkan dengan arah vertical.

Cutting Transport adalah pengangkutan serpihan batuan yang digerus ke permukaan. Jika arahnya horizontal, maka perbedaan tekanan di lubang bor tidak akan terlalu signifikan. Hal ini yang menjadi masalah karena jika perbedaan tekanan tidak banyak maka aliran fluida di dalamnya tidak akan cepat dan dikhawatirkan, cutting ini akan diam di lubang bor sehingga menutupi lubang bor dan bor yang dipakai harus ditinggalkan di dalam bumi. Sama saja kita meninggalkan uang 5 Juta USD di dalam bumi.

Logging adalah identifikasi batuan dengan cara memasukkan sebuah alat ke dalam lubang bor. Jika arahnya vertical, sangat mudah. Tapi, jika arahnya horizontal ? Sangat sulit. Oleh karena itu dibutuhkan device tambahan agar logging bisa berlangsung. Tentunya dengan menambah biaya.

Cementing adalah proses penyemenan di dinding bor. Hal ini bertujuan agar fluida yang masuk lubang bor tidak menyebar kemana-mana. Jadi, cementing untuk horizontal drilling sangat mahal karena adanya tekanan over burden sehingga cementing harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan bahan yang lebih kuat.

Meskipun demikian, ada banyak keuntungan dari horizontal drilling ini. Dalam dunia Perminyakan, khususnya di Reservoir ada yang disebut dengan water coning. Yaitu terproduksikannya air dalam minyak. Ketika minyak diproduksikan, air yang ada di lapisan bawahnya biasanya ikut terangkat.

Selain itu, kita bisa mengebor suatu tempat tanpa merusak bagian atasnya. Misalnya, kita akan mengebor minyak di bawah gedung Sate, tapi kita bisa mengebornya dari daerah Lembang. Oleh karena itu, ketika ada isu bahwa Sipadan dan Legitan direbut Malaysia, saya sangat takut bahwa minyak yang ada di Indonesia akan diambil oleh mereka dengan menggunakan Horizontal Drilling.


Beliau menjelaskan bahwa dalam dunia perminyakan ada istilah " No Production Improvement, but Recovery Improvement". Kita tidak bisa menambah cadangan minyak agar produksi kita naik, tapi kita bisa meningkatkan total produksi dari cadangan yang telah ada. Misalnya dalam suatu lapangan hanya bisa diambil 30% dari jumlah keseluruhan. Dengan Horizontal Drilling, kita bisa mengambil sampai 65% dari jumlah keseluruhan.
Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
..
AUTHOR
February 18, 2008 at 9:33 AM delete

nice post bro...

ternyata drilling itu muahaal bgt yaaa

Reply
avatar
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).