Kisah Menakjubkan tentang Menundukkan Pandangan

๐Ÿ‡ฎ‌๐Ÿ‡ง‌๐Ÿ‡ท‌๐Ÿ‡ฆ‌๐Ÿ‡ญ
๐Ÿƒ  ‌Kเน„SAH Mฮพะ˜GAGะฆMKAะ˜
TENTANG MENUNDUKKAN PANDANGAN

๐Ÿ”นAda seorang hamba yang shalih bernama Sulaimân bin Yasâr rahimahullâhu, beliau sedang berpergian meninggalkan negerinya (untuk menunaikan haji) ditemani oleh seorang sahabatnya.
☀ Suatu ketika, sahabat beliau pergi ke pasar untuk membeli persediaan makanan (untuk bekal perjalanan mereka) sedangkan Sulaimân sedang duduk menunggu di suatu tempat.
๐ŸŒบ Sulaimân bin Yasâr ini adalah seorang yang memiliki wajah paling tampan dan memikat, namun paling berhati² dari segala perkara yang diharamkan Allâh.
๐Ÿ‘ Tiba² ada seorang wanita dusun dari pegunungan melihatnya. Tatkala dia memperhatikan betapa tampan dan gantengnya Sulaimân, ia pun terpesona padanya.
๐Ÿšบ Wanita tersebut memakai burqo' (sejenis cadar yang menutupi seluruh wajah) lalu ia mendekati Sulaimân dan berdiri diantara kedua tangannya kemudian ia membuka burqo'nya dan menampakkan wajahnya yang cantik seperti bulan purnama di tengah malam.
๐Ÿ’ฌ Wanita tersebut berkata : "serahkan (dirimu) padaku!"
๐Ÿ”ฐSulaimân segera menundukkan pandangannya dari wanita cantik tersebut! Ia mengira bahwa wanita tersebut adalah wanita yang yang fakir dan kekurangan serta menginginkan makanan.
๐Ÿšน Sulaimân lalu berdiri dan memberikan padanya sejumlah makanan yang masih ada padanya.
๐Ÿ’ฌ Ketika melihat hal ini, wanita tersebut berkata pada Sulaimân : "Saya tidak menginginkan makanan tersebut! Yang saya inginkan adalah perbuatan seorang suami terhadap isterinya.!!
❗Dengan serta merta air muka Sulaimân berubah, dia marah dan menghardik wanita tersebut, sembari mengatakan, "Sungguh, Iblis telah memperalatmu!!"
▪Lalu Sulaimân menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan membenamkan kepalanya diantara lututnya.
◾Wanita tersebut segera menutup wajahnya dengan burqo', lalu ia pergi, pulang ke rumahnya.
๐ŸŒคTak lama kemudian, kawan Sulaimân datang setelah membeli makanan untuk mereka.
๐Ÿ‘ Tatkala dia melihat Sulaimân yang matanya bengkak lantaran menangis hebat dan suara tangisnya berhenti, dia lalu bertanya : "Kenapa kamu menangis??"
๐Ÿ’ฌ Sulaimân menjawab, "Tidak ada apa², saya hanya teringat anak²ku yang masih kecil."
๐Ÿ’ญ Sang kawan menukas, "Tidak! Sesungguhnya ada kejadian lain (yang menyebabkanmu menangis). Masa sedihmu karena anak²mu sudah berlalu semenjak 3 harian yang lalu."
๐Ÿ”บKawan Sulaimân terus mendesak sampai Sulaimân akhirnya menceritakan kejadian yang terjadi dengan wanita tadi.
๐Ÿ”ธTiba-tiba, sang kawan tadi meletakkan dirinya di atas alas makan dan dia menangis dengan tersedu².
๐Ÿ’ฌ Sulaimân lalu bertanya padanya, "Kamu sendiri, kenapa menangis?"
๐Ÿ’ญ Kawannya tersebut mengatakan, "Karena saya yang lebih berhak untuk menangis daripada dirimu."
๐Ÿ’ฌ Sulaimân bertanya kembali, "kenapa bisa begitu?"
๐Ÿ’ญ Kawannya menjawab, "Karena sesungguhnya saya takut jika saya yang berada di posisimu, maka saya tidak dapat menahan diri darinya!!"
๐Ÿ’งMaka kedua²nya pun menangis kembali.

๐Ÿ•‹ Pada saat Sulaimân tiba di Makkah dan selesai melakukan thawaf dan sa'i, dia lalu mendatangi sebuah batu dan menjadikan pakaiannya sebagai alas. ๐Ÿ’ค Dia merasa ngantuk dan tertidur sebentar. Di dalam mimpinya ia melihat seorang yang tampan rupawan lagi gagah. Pria tersebut memiliki paras yang bagus dan harum yang wangi.
๐Ÿ’ฌ Sulaimân berkata padanya, "Siapakah gerangan dirimu? semoga Allah merahmatimu."
๐Ÿ’ญ Pria dalam mimpi itu menjawab, "Saya Yusuf, Nabi yang benar, putera Ya'qub."
๐Ÿ’ฌ Sulaimân lalu berkata, "Sesungguhnya, kisah tentang dirimu dan isteri al-Aziz benar² sangat mengagumkan."
๐Ÿ’ญ Yusuf 'alaihis Salam berkata kepadanya, "Bahkan, kejadianmu dengan wanita dusun tsb adalah lebih mengagumkan lagi."

๐Ÿ“š Hilyah Auliyâ' karya Abu Nu'aim (II/191)
✏ @abinyasalma
#⃣ Channel telegram al-Wasathiyah wal I'tidâl
☑ Join : https://bit.ly/abusalma
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).