Riwayat Nikah Mut'ah

Awas! Lindungi Istri Dan Putri-Putri Anda Dari Germo Persia...

Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Anda penasaran mengapa banyak orang terutama dari kalangan hidung belang, untuk masuk ke agama syi'ah?

Marketer syi'ah menggunakan memelet mereka dengan iming-iming surga dengan cara mengumbar nafsu kepada wanita seluas-luasnya. Simak contoh riwayat riwayat palsu karya mereka yang mereka ajarkan kepada para hidung belang beriktu ini:

Pemeluk agama Syi'ah merekayasa riwayat palsu dari Ja'far As Shadiq berikut:

ليس منا من لم يؤمن بكرتنا ولم يستحل متعتنا

"Tidak termasuk golongan kita siapa saja yang tidak beriman kepada raj'ah (kebangkitan kita) dan menghalalkan pernikahan mut'ah kita."

Riwayat palsu ini dapat anda temukan di beberapa referensi Syi'ah berikut: Man laa Yahdhuruhu Al Faqih 3/458, karya As Syeikh Shaduq wafat thn 381 H, Al Masa'il As Sarawiyah 30, karya As Syeikh Al Mufid wafat thn 413 H, At Tafsir As Shafi 1/440, karya Al Muhsin Al Faidh Al Kasyaani wafat thn : 1091 H, & Wasaa'ilus Syi'ah 21/7-8 , karya Al Hur Al 'Amili wafat thn 1104 H.

Belum merasa cukup dengan anjuran di atas, marketer agama Syi'ah masih merasa perlu untuk membuat rekayasa riwayat dari Abu Abdillah Ja'far As Shadiq, guna merangsang air liur para hidung belang agar sudi bergabung dengan mereka :

ما من رجل تمتع ثم اغتسل إلا خلق الله من كل قطرة تقطر منه سبعين ملكا يستغفرون له إلى يوم القيامة ويلعنون متجنبها إلى أن تقوم الساعة.

"Tidaklah ada seorang lelakipun yang menjalankan nikah mut'ah, kemudian ia mandi janabah (seusai menggauli istri mut'ahnya) melainkan Allah akan menciptakan dari tiap tetes air yang menetes dari tubuhnya tujuh puluh malaikat yang akan memohonkan ampunan untuknya hingga hari qiyamat dan akan melaknati orang yang enggan menjalankannya hingga hari qiyamat."

Riwayat ini dapat anda temukan pada referensi Syi'ah berikut: Risalatul Mut'ah hal: 9, karya As Syeikh Al Mufid wafat thn : 413 H, Wasa'ilus Syi'ah 21/8, karya Al Hur Al 'Aamili wafat thn 1104 H, & Bihaarul Anwaar 100/307, karya Muhammad Baqir Al Majlisi wafat thn: 1111 H.

Masih belum puas dengan pahala yang demikian besar, Fathullah Al Kasyaani merekayasa dua hadits dari Nabi berikut:

من تمتع مرة كان درجته كدرجة الحسين عليه السلام، ومن تمتع مرتين فدرجته كدرجة الحسن عليه السلام، ومن تمتع ثلاث مرات فدرجته كدرجة علي بن أبي طالب عليه السلام، ومن تمتع أربع مرات فدرجته كدرجتي

"Barang siapa yang nikah mut'ah sekali, maka kedudukannya menyamai kedudukan Al Husain 'alaihissalaam. Barang siapa yang nikah mut'ah dua kali, maka kedudukannya menyamai kedudukan Al Hasan 'alaihissalaam. Barang siapa yang nikah mut'ah tiga kali, maka kedudukannya menyamai kedudukan Ali bin Abi Thalib 'alaihissalaam. Barang siapa yang nikah mut'ah empat kali, maka kedudukannya menyamai kedudukanku".

Saudaraku! Anda boleh saja bertanya: Bila demikian kedudukan orang yang nikah mut'ah, maka apakah penjahat bengis, pezina ulung, pemabok, pemakan riba dan kejahatan lainnya dapat menggapai kedudukan ini hanya dengan nikah mut'ah ?

Bayangkan saudaraku! Lelaki hidung belang dan germo bejat dapat menyamai kedudukan Nabi yang rajin ibadah hingga kaki beliau pecah-pecah. Menurut anda, agama model apakah ini ?

من تمتع مرة أمن من سخط الجبار ومن تمتع مرتين حشر مع الأبرار، من تمتع ثلاث مرات زاحمني في الجنان

"Barang siapa yang nikah mut'ah sekali, maka ia terbebas dari kemurkaan Allah Yang Maha Perkasa. Barang siapa yang nikah mut'ah dua kali, maka ia akan dibangkitkan bersama dengan orang-orang yang berbakti. Dan barang siapa yang nikah mut'ah tiga kali, maka ia akan berdesakan denganku di dalam surga."

Kedua riwayat ini dapat anda temui dalam kitab: Manhajus Shaadiqin Fi Ilzamil Mukhalifin 493, karya Maula Fathullah Al Kasyaani wafat thn 997 H.

Ini adalah pahala yang bakal diterima oleh lelaki yang menjalankan nikah mut'ah.

Saudara! masihkah anda merasa aman dari mereka? akankah anda membiarkan mereka mengancam istri dan putri putri anda?
Apakah Islam mengajarkan hal2 bejat seperti ini?
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).