Khutbah Masjidil Haram ttg Kejadian Mina

💌 SUARA MIMBAR MASJIDIL HARAM

"Merupakan bentuk olok-olokan yang pahit dimana orang-orang yang punya sejarah kelam dengan pembunuhan dan pengeboman di tanah suci pura-pura meratap dan meragukan usaha negara dalam memberikan pelayanan terhadap jamaah haji.

Diantara keanehan mereka yang pura-pura meratap itu adalah kenyataan bahwa merekalah yang mengirimkan pasukan milisi ke Iraq, Suriah dan Yaman untuk membunuh ribuan orang disana serta membuat jutaan manusia mengungsi.

Merekalah yang menanamkan kebencian di dalam jiwa-jiwa manusia yang tertipu dengan mereka, dan mengajari mereka syi'ar syi'ar berupa ancaman akan menyembelih 3/4 kaum muslimin.

Untukmu yang menari diatas luka, dan gembira dengan peristiwa yang terjadi, sungguh kertas taqiyah telah jatuh.

Telah nyata waktu pagi orang yang diberi dua pasang mata. Allah telah menampakkan antara yang hak dan yang batil dihadapan orang banyak.

Tidaklah hari-hari bertambah kecuali semakin membongkar kedok kalian, tidaklah peristiwa demi peristiwa terjadi melainkan semakin menambah kepahitan bagi kalian, nantikanlah hal-hal yang menggembirakan bagi kaum muslim dan menyedihkan bagi kalian. Dan (saat itu) hilanglah segala kekalutan dari dari kaum muslimin"

Demikian pernyataan DR. Sholeh Alu Thalib dalam khotbah yang disampaikan siang tadi di masjidil haram.

~ 11/12/1436 H ~

📝 Oleh Ustadz Aan Candra Thalib حفظه الله تعالى

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu

*...*
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).