Tanggal berapa malam Nuzulul Qur'an?


🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 15 Ramadhān 1436 H/02 Juli 2015 M
🌙 Materi Tematik Ramadhān
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ NUZULUL QURĀN ~

Sering kita mendengar istilah "Nuzulul Qurān" di negeri kita yang tercinta ini. Peringatan yang pasti dikaitkan pada tanggal 17 Ramadhān sehingga dimana-mana marak peringatan Nuzulul Qurān.

Apakah memang Al-Qurān turun pada tanggal 17 Ramadhān?

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan tentang turunnya Al-Qurān sebagaimana dalam beberapa ayat dalam Al-Qurān. Allāh mengatakan:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ

"Bulan Ramadhān adalah bulan yang Allāh turunkan di dalamnya Al-Qurān Al-Karīm yang menjadi petunjuk dan menjelaskan petunjuk-petunjuk dan pemisah/pembeda antara yang haq dengan yang bathil." (Al-Baqarah 185)

Ayat ini secara jelas menyebutkan tentang diturunkannya Al-Qurān Al-Karīm pada bulan Ramadhān, akan tetapi apakah Al-Qurān diturunkan pada tanggal 17 Ramadhān?

Maka para ulama telah membahas pembahasan yang variatif dan TIDAK ADA kesepakatan para ulama bahwasanya Al-Qurān diturunkan pada tanggal 17 Ramadhān.

Bahkan sebagaimana telah masyhur dalam pembahasan para ulama, turunnya Al-Qurān dikenal dengan nama Lailatul Qadr, sedangkan Lailatul Qadr ada di 10 malam di akhir bulan Ramadhān, berarti tanggal 20 Ramadhān ke atas.

Dan bahkan ditegaskan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam khususnya pada malam-malam ganjil ketika seseorang berusaha mencari malam Lailatul Qadr.

Ini menunjukkan bahwa para ulama menjelaskan turunnya Al-Qurān oleh Allāh BUKAN pada tanggal 17 Ramadhān.

Kemudian seandainya kita telah yakin Al-Qurān diturunkan pada bulan Ramadhān, adakah para salaf memperingati turunnya Al-Qurān?

Tidak ada riwayat bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memperingati turunnya Al-Qurān, demikian juga para salaf, para shahābat, para imam kaum muslimin (madzhab yang empat), walaupun dalam keyakinan mereka sangat yakin bahwasanya Al-Qurān turun pada bulan Ramadhān.

Dan bagaimana para salaf kita berinteraksi dengan Al-Qurān pada bulan Ramadhān?

Itulah bentuk sesungguhnya mereka dalam bermuamalah atau memperingati turunnya Al-Qurān Al-Karīm.

Mungkin kita pernah mendengar bagaimana interaksi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan Al-Qurān dalam bulan Ramadhān. Diriwayatkan:

وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

"Jibrīl menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qurān."(HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu 'Abbas radhiyallāhu 'anhumā)

Sehingga disini bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dimalam-malam bulan Ramadhān selalu melakukan tadarrus Al-Qurān dengan Jibrīl.

Dan diriwayatkan pula bagaimana Nabi ketika shalat qiyamul lail, pernah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam 1 raka'at shalat yang Beliau baca adalah surat Al-Baqarah. Maka dikira shahābat pada ayat ke-100 akan ruku' tetapi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lanjut sampai akhir surat Al-Baqarah. Lalu dikira akan ruku' tetapi lanjut lagi sampai surat Āli 'Imrān lalu lanjut ke An-Nisā. Kita tahu bahwa 3 surat ini sama dengam 5 juz lebih. Itu hanya dalam 1 raka'at yang dibaca oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. (HR. Ahmad, dan Al Hakim, dari shahābat Hudzaifah)

Dan begitulah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memperingati turunnya Al-Qurān dengan membaca Al-Qurān diluar dan didalam shalat.

Para salaf, mereka biasa mengkhatamkan Al-Qurān diluar Ramadhān ada yang 10 hari atau sepekan. Akan tetapi didalam bulan Ramadhān ada yang mengkhatamkan Al-Qurān 3 hari sekali. Apalagi ketika sudah masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhān, ada yang 2 hari sekali, bahkan ada yang setiap hari.

Dan konon ada riwayat yang dinukil oleh para ulama, Al-Imām Syāfi'ī rahimahullāh Ta'āla berinteraksi dengan Al-Qurān mengkhatamkan Al-Qurān selama Ramadhān 60 kali, seandainya Ramadhān 30 hari malam rata-rata beliau mengkhatamkan Al-Qurān 2 kali.

Begitulah para salaf kita mengagungkan Al-Qurān, begitulah para salaf kita memperingati turunnya Al-Qurān.

Dan sangat berbeda caranya dengan kita memperingati turunnya Al-Qurān. Sebagian kita mengadakan pesta disertai nyanyian, qasidah, hura-hura, hingar bingar.

Adapun para salaf memperingati turunnya Al-Qurān dengan membaca, mentadabbur, memperbanyak membaca Al-Qurān didalam dan diluar shalat, sehingga sangat layak kita mencontoh mereka.

Semoga Allāh memudahkan kita untuk berinteraksi dengan Al-Qurān dan diringankan dalam membaca serta mentadabburi Al-Qurān dibulan yang sangat mulia, yang secara umum Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan dalam sebuah hadits:

Dari 'Abdullāh bin Mas'ūd radhiyallāhu 'anhu berkata, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول الم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف " .

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullāh, maka dia akan mendapatkan kebaikan. Dan satu kebaikan dilipatkan sepuluh kali. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim, satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. Tirmidzi 2910 dishahihkan Al-Albany di shāhih Tirmidzi, 2327.

Mudah-mudahan Allāh memberi taufiq kepada kita untuk meniti dan meniru jejak para salaf dan dalam berinteraksi dengan Al-Qurān khususnya di bulan Ramadhān yang sangat mulia ini.

👤 Ust. Afifi 'Abdul Wadūd
📺 Sumber: http://yufid.tv/tausiyah-ramadhan-16-nuzulul-quran-ustadz-afifi-abdul-wadud/
___________________________
🍃 Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

📦 Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).