Jangan nilai jumlah

Dalam masalah AGAMA... jangan menilainya dari keadaan kebanyakan orang.

Tapi, nilailah dg dalil... agar keadaan selalu selaras dg dalil, bukan dalil yg sering dipaksa selaras dg keadaan.

======

Ibnul Jauzi -rohimahulloh- mengatakan:

Siapapun yg mengetahui syariat sebagaimana mestinya, dan dia tahu keadaan Rosul shollallohu alaihi wasallam, para sahabat, dan para ulama besar; tentu dia tahu bahwa sebagian besar manusia tidak dalam keadaan yg lurus (dlm agamanya).

Namun mereka itu berjalan seiring dg adat kebiasaan.

Mereka biasa saling mengunjungi, tapi kemudian saling menggibah.

Ada dari mereka yg mencari aib saudaranya, dia hasad bila saudaranya dalam kenikmatan, dia mencela bila saudaranya dlm musibah.

Dia bersikap takabur bila dinasehati, menipunya utk mendapatkan sesuatu dari hartanya, dan memanfaatkan kesalahannya bila mungkin utk dia lakukan.

[Kitab: Shoidul Khothir, karya Ibnul Jauzi, hal:301]

Ditulis oleh Ustadz Musyafa Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).