Bulan Melatih Kesabaran


🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 13 Ramadhan 1436 H/30 Juni 2015 M
🌙 Materi Tematik Ramadhān
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
~ RAMADHĀN BULAN MELATIH KESABARAN ~

Bulan suci Ramadhān merupakan bulan yang penuh kemuliaan, bulan yang mengajarkan kita banyak nilai-nilai ibadah. Diantaranya bulan suci Ramadhān mengajarkan kita untuk sabar.

Seorang yang berpuasa, dia harus menyabarkan dirinya untuk meninggalkan perkara-perkara yang disyahwatkan; makanan, minuman, bahkan berhubungan dengan istrinya, semuanya karena Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.

Latihan ini melatih seorang muslim untuk bersabar tatkala menghadapi hal-hal yang mungkin tidak disukai oleh syahwat atau nafsunya.

Oleh karenanya, jika kita ditimpa dengan musibah-musibah yang tidak kita sukai, hendaknya kita bersabar dan kita yakin bahwa segalanya telah ditaqdirkan oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.

Bukankah diantara Rukun Iman ada "Beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk"?

Tatkala seseorang tertimpa musibah maka hendaknya dia ingat bahwa seluruhnya telah ditaqdirkan oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla. Dan ketika ditimpa mushibah baginya, tentunya ada hikmah yang mulia dibalik itu semua.

Allāh Subhānahu Wa Ta'āla telah menjanjikan untuk menguji kaum yang beriman. Kata Allāh Subhānahu Wa Ta'āla:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Dan sungguh Kami akan menguji kalian (orang-orang beriman) dengan sedikit ketakutan dan rasa lapar dan kekurangan baik kekurangan harta maupun kekurangan jiwa maupun kekurangan hasil-hasil tumbuhan, dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar." (Al-Baqarah 155)

Allāh tidak menguji kita dengan ujian yang berat yang tidak mampu kita hadapi. Tetapi Allāh Subhānahu Wa Ta'āla menguji kecuali yang mampu dipikul oleh hambaNya.

Tatkala kita ditimpa ujian dan musibah maka marilah kita ingat sosok suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam. Beliau telah diuji oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla dengan banyak ujian dan mushibah; rasa lapar, rasa takut, kekurangan harta, kekurangan jiwa, hilangnya kekasih yang dicintai, semuanya pernah dirasakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga pernah diuji dengan rasa lapar. Suatu saat Beliau keluar dari rumahnya karena lapar mencari makanan. Lalu Beliau bertemu Abu Bakr radhiyallāhu 'anhu, ternyata Abu Bakr juga keluar mencari makanan. Tiba-tiba Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga bertemu dengan 'Umar bin Khaththab, ternyata ketiganya keluar karena lapar.

Inilah yang pernah dialami Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Oleh karenanya 'Āisyah radhiyallāhu 'anhā pernah berkata: "Kami melihat hilal, kami melihat hilal, kami melihat hilal (3 hilal dalam 2 bulan). Dan tidak ada satupun yang dimasak, tidak ada api yang dinyalakan di rumah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam."

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam hanya makan butiran kurma dan minum air putih. Bagaimana rasa lapar yang dialami oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Suatu saat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam perang Khandaq, Beliau sedang menggali parit bersama para shāhabat. Parit yang sulit digali karena tanah Madinah yang keras. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam harus menggali parit yang lebar dan dalamnya 4 meter dengan panjang yang sangat jauh.

Tatkala itu para shāhabat kelaparan karena tidak ada makanan. Maka para shāhabat mengikatkan batu diperut-perut mereka untuk menahan rasa lapar yang mereka rasakan.

Merekapun mengadu kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang rasa lapar yang mereka rasakan. Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membuka perutnya, ternyata Beliau juga sedang mengikatkan batu diperutnya, bahkan 2 buah batu untuk menahan rasa laparnya.

Oleh karenanya 'Abdurrahmān bin 'Auf pernah menangis tatkala dihidangkan sebuah roti yang terbuat dari gandum. Orang-orang disekitar 'Abdurrahmān bin 'Auf bertanya: "Apa yang membuat engkau menangis wahai 'Abdurrahmān?". Maka dia menjawab: "Sesungguhnya Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah kenyang karena makan roti, demikian pula keluarga Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah kenyang makan roti."

Inilah sebagian kecil ujian yang dihadapi oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Betapa banyak ujian yang dialami Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Belum lagi ujian dalam dakwah, Beliau dituduh dengan orang gila, dukun, penyihir, dicap dengan tuduhan-tuduhan yang sangat buruk. Ujian Nabi ini tidak semudah yang kita bayangkan.

Oleh karena itu, tatkala seorang hamba diuji dengan berbagai ujian, ingatlah bahwasanya sosok yang paling dicintai oleh Allāh juga pernah diuji, maka ini akan menghibur dirinya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam suatu hadits:

أشد الناس بلاء الأنبياء، ثم الصالحون، ثم الأمثل فالأمثل، يبتلى الرجل على حسب دينه، فإن كان في دينه صلباً اشتد به بلاؤه، وإن كان في دينه رقة ابتلي على قدر دينه (أخرجه الإمام أحمد وغيره)

"Orang yang paling besar ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shālih, kemudian yang berikutnya dan berikutnya. Seorang diuji berdasarkan kadar/ukuran keimanannya. Kalau keimanannya sangat kuat maka Allāh tambah ujiannya. Jika imannya lemah, Allāh akan ringankan ujiannya." (HR. Ahmad dan yang lainnya)

Oleh karena itu, jika ujian menimpa dan musibah menerpa maka bersabarlah.

Sesungguhnya demikian orang-orang yang beriman, dia akan diuji oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.

Ibarat pohon yang sangat tinggi, iman yang sangat tinggi, maka akan semakin kuat angin yang akan menerpanya. Akan tetapi pohon tersebut akan tegar dan akan semakin kuat menangkis angin yang kencang tersebut.

Oleh karenanya, kita hendaknya senantiasa berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu Wa Ta'āla, jika ada ujian yang menimpa kita, maka kita katakan sebagaimana firman Allāh Subhānahu Wa Ta'āla:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Bisa jadi engkau membenci sesuatu akan tetapi itu yang terbaik bagimu dan bisa jadi engkau mencintai sesuatu akan tetapi itu buruk bagimu. Allāh yang lebih mengetahui dan kalian tidak mengetahui." (Al-Baqarah 216)

Semoga puasa Ramadhān ini melatih kita untuk senantiasa bersabar sehingga membentuk jiwa yang kuat dan bersabar dalam menghadapi segala ujian dari Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.

Demikian.

👤Ust. Firanda Andirja, MA
📺Sumber: https://youtu.be/ZdAHJasNt3Q
___________________________
🍃 Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

📦 Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).