Tips Hebat Ramadhan


- - - - -
MEET & GREET RAMADHAN

Sebentar lagi, Ramadhan akan kembali mengetuk pintu hidup kita.
Apa yg sudah kita persiapkan?

Kita ini adalah para praktisi yang in sya Allah akan kembali dijumpai oleh Ramadhan. Mengapa praktisi? Karena sudah puluhan tahun kita bertemu Ramadhan, tentu sdh banyak pengalaman. Namun, banyaknya pengalaman bisa jadi bumerang

Kaedah dari ulama, "Seringnya berinteraksi, dpt menghilangkan sensitifitas".

Sebagai contoh, kita pindah ke rumah yg dekat tempat pembuangan sampah. Hari ke-1, keluar rumah sedikit muntah. Hari ke-2 mual. Hari ke-3 cukup tutup hidung. Hari ke-7, sdh bisa jogging. Mengapa? Karena kita sudah terbiasa

Orang yg pertama umrah, liat Ka'bah pasti nangis. Hari ke-7, thawaf nya udah nggak ld di Ka'bah, tapi di Zam Zam Tower.. Ada perbedaan, mengapa? Krn sdh merasa biasa

Sungguh bahaya jika ini terjadi

Lalu, apa yg kita siapkan utk Ramadhan?

1) Lakukan pemanasan

Ibadah adalah perlombaan. 'Fastabiqul khairat'. "Berlomba-lombalah kalian dlm kebajikan." (Al-Baqarah: 148).

Ramadhan adalah olimpiadenya para ahli ibadah. Jika memasuki Ramadhan tidak dgn pemanasan & latihan, jangan pernah harap mampu meraih medali taqwa dari Allah

Di Ramadhan, semakin kesana, semakin berat. Puncaknya di 10 hari terakhir. Biasanya, di 10 hari terakhir, shaf2 di masjid semakin maju. Ya, semakin maju shaf nya

2) Pastikan ilmu ttg Ramadhan komplit

Imam Al-Bukhari berkata, "Al-'Ilmu Qoblal Qouli Wal 'Amali", Ilmu Sebelum Berkata & Beramal
Rasulullah bersabda, "Betapa banyak orang yg puasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tsb kecuali rasa lapar & dahaga" (HR. Thabrani).

Jadi, sblm melakukan amalan, wajib utk mempelajari ilmunya dulu

3) Mengetahui makna di balik Ibadah

Al Imam Ibnu Qudamah berkata, "Salah satu faktor gagalnya ibadah seseorang, adalah karena ia tak paham makna ibadah"

Makna puasa Ramadhan mengingatkan kita bhw hidup itu harus menginjak rem. Mengerem dari segala bentuk maksiat kpd Allah

Ingin surga tanpa rem? Mustahil, saudaraku. Rasulullah bersabda, "Surga itu diliputi perkara2 yg dibenci (oleh jiwa) & neraka itu diliputi perkara2 yg disukai syahwat."(HR. Muslim)

Apa yg buat kita tdk bisa rem?
Karena kita terlalu bermain dgn logika & matematika, bukan dalil.

Seorang ibu, hrs rela melepas hijabnya utk bekerja di sebuah kantor. "Mengapa sampai rela melepas hijab?", "Kalau saya tdk begini, saya tdk bisa bekerja.. Lalu anak2 saya bagaimana.."

Inilah contoh yg lebih mengedepankan logika & matematika manusia yg penuh keterbatasan, bukan dalil. Padahal firman Allah, "Dan barangsiapa yg bertawakal kpd Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yg dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu." (QS. Ath-Thalaq: 3)

4) Perbanyak Istighfar & Taubat

Ulama mengatakan, bahwa yg membuat kita malas beribadah adalah beban dosa. Dan cara menghapusnya adalah dgn memperbanyak Istighfar & taubat

5) Syi'ar "Laa hawla wa laa quwwata illa billah"

Bertumpulah kepada Allah, jgn kepada pengalaman. Mohon kpd Allah agar di Ramadhan ini Allah beri kita kekuatan & kemudahan utk menjalankan amalan-amalan, & jangan sesekali berkata, "Ah.. Ramadhan tahun lalu gue full kok.."

6) Buat target, schedule & berani menunda sebagian aktivitas dunia

Buat target utk mengkhatamkan al-Qur'an, minimal 1x khatam. Namun tak akan tercapai target jika tdk diatur schedule nya. Contoh: Ramadhan = 30 hari. 1 hari = 1 Juz. 1 Juz = (± 10 lembar). 10 lembar = 2 lembar/1 waktu shalat. Mudah, bukan?

Kita jga hrs berani memprioritaskan akhirat. Sangat sayang jika Ramadhan hanya utk bukber SD, SMP, SMA, kampus, kantor dll, yg dgn itu seringkali tarawih kerap ditinggalkan. Ramadhan hanya sebentar saudaraku..

7) Doktrin diri

Bangun perasaan bhw bisa jadi ini kesempatan terakhir bertemu Ramadhan. Supaya dpt menjadi motivasi diri utk terus menjaga semangat beribadah dari hari pertama hingga hari kemenangan tiba.

Semoga bermanfaat.

(Catatan edited dari kajian "Meet & Greet Ramadhan" oleh Ust. Nuzul Dzikri, Rabu, 23 Sya'ban 1436 H/10 Juni 2015 M)
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).