Seputar Khutbah Jum'at


🚫Larangan Berbicara dan Berbuat Sia-sia Saat Mendengar Khutbah Jum’at dan Cara Membangunkan Orang yang Tidur🔕

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

➡Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

“Apabila engkau berkata kepada temanmu pada hari jum’at: Diamlah! Padahal imam sedang berkhutbah maka sungguh engkau telah berbuat sia-sia.” [HR.Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

✅Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa diantara adab mendengarkan khutbah Jum’at adalah tidak boleh melakukan perbuatan sia-sia, seperti memainkan jari-jari, kerikil, jenggot dan berbicara, bahkan menegur orang lain yang berbicara pun tidak boleh.

💡Lalu bagaimana cara menegur yang dibolehkan? Bagaimana pula dengan saudara kita yang tertidur saat khutbah Jum’at, apakah kita bangunkan atau biarkan saja? Jawabannya: Harus dibangunkan dengan cara menyentuhnya, tidak dengan ucapan, sebagaimana yang difatwakan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah dalam fatwa berikut ini:

📥Tanya:

بعض الناس ينامون أثناء خطبة الجمعة فهل لو أيقظناهم نكون ممن لغى فلا جمعة له؟

📌Sebagian orang tertidur saat khutbah Jum’at, apakah jika kita membangunkan mereka, kita kemudian termasuk orang yang berbuat sia-sia yang tidak ada Jum’at bagi mereka?[1]

📤Jawab:

يستحب إيقاظهم بالفعل لا بالكلام؛ لأن الكلام في وقت الخطبة لا يجوز؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: ((إذا قلت لصاحبك أنصت يوم الجمعة والإمام يخطب فقد لغوت)) متفق على صحته، وسماه النبي صلى الله عليه وسلم لاغياً مع أنه آمر بالمعروف، فدل ذلك على وجوب الإنصات وتحريم الكلام حال الخطبة، والله الموفق.

✅“Dianjurkan untuk membangunkan mereka dengan perbuatan bukan dengan ucapan, sebab berbicara ketika khutbah tidak boleh, berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ أَنْصِتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

➡“Apabila kamu berkata kepada sahabatmu pada hari Jum’at saat imam sedang berkhutbah: Diamlah! Maka kamu sungguh telah berbuat sia-sia.” [Muttafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu][2]

💡Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menamakannya sebagai orang yang berbuat sia-sia padahal ia memerintahkan yang ma’ruf, maka itu menunjukkan wajibnya diam dan haramnya berbicara saat khutbah Jum’at.”

—————–
[1] Dari kumpulan pertanyaan yang ditujukan kepada beliau oleh koran Al-Muslimun, dan beliau jawab pada tgl. 20/05/1419 H.

[2] Dikeluarkan Al-Bukhari pada Kitabul Jum’ah Bab Diam Pada Hari Jum’at Saat Imam Sedang Berkhutbah, no. 934.

📚 [Majmu’ Fatawa Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 30/252-253]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

💾🌐 http://sofyanruray.info/larangan-berbicara-dan-berbuat-sia-sia-saat-mendengar-khutbah-jumat-dan-cara-membangunkan-orang-yang-tidur/
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).