Hadits Palsu tentang Keutamaan Tarawih


HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHOLAT TARAWIH DARI MALAM PERTAMA HINGGA MALAM KETIGA PULUH

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bismillah. Acap kali menjelang dan memasuki bulan Romadhon, banyak beredar di tengah kaum muslimin broadcast, atau SMS, atau artikel2 dan ceramah2 yg menjelaskan tentang keutamaan sholat Tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir dari bulan Romadhon. Namun sayang, hadits tsb TIDAK BENAR berasal dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena derajatnya PALSU.

Berikut ini kami sebutkan terjemahan haditsnya.

Diriwayatkan dari Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, bahwa ia berkata: Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya tentang keutamaan Sholat Tarawih di bulan Ramadhan, maka Beliau bersabda:

1. MALAM PERTAMA:
SEORANG MUKMIN AKAN DIKELUARKAN DARI DOSANYA SEPERTI IA DILAHIRKAN DARI PERUT IBUNYA.

2. MALAM KEDUA:
DIAMPUNKAN BAGINYA DAN BAGI KEDUA IBU BAPAKNYA JIKA KEDUNYA ITU BERIMAN.

3. MALAM KETIGA:
BERSERULAH SEORANG MALAIKAT DARI BAWAH ARASY: MULAILAH OLEHMU DENGAN BERAMAL, ALLAH TELAH MENGAMPUNKAN DOSA-DOSAMU YANG TELAH LALU.

4. MALAM KEEMPAT:
DIA MEMPEROLEH PAHALA SEPERTI PAHALA MEMBACA TAURAT, INJIL, DAN AL-FURQAAN.

5. MALAM KELIMA:
ALLAH BERIKAN KEPADANYA PAHALA SEPERTI PAHALA ORANG YANG SHOLAT DI MASJIDIL HARAM, MASJID NABAWI DI MADINAH, DAN MASJIDIL AQSHA.

6. MALAM KEENAM:
ALLAH BERIKAN KEPADANYA PAHALA ORANG YANG THAWAF PADA ALBAITUL MAMUR DAN MEMOHONKAN AMPUNNAN BAGINYA OLEH SEGALA BATU DAN LUMPUR.

7. MALAM KETUJUH:
MAKA SEOLAH-OLAH DIA MENGALAMI ZAMAN NABI MUSA AlaihisSalam DAN MENOLONGNYA DALAM MELAWAN FIR'AUN DAN HAAMAAN.

8. MALAM KEDELAPAN:
ALLAH BERIKAN KEPADANYA APA-APA YANG DIBERIKAN KEPADA NABI.

9. MALAM KESEMBILAN:
MAKA SEOLAH-OLAH IA MENYEMBAH ALLAH SEPERTI IBADAHNYA NABI.

●» Selengkapnya bisa dibaca di Blog Dakwah Sunnah berikut ini, KLIK:
https://abufawaz.wordpress.com/2013/07/12/hadits-palsu-tentang-keutamaan-sholat-tarawih-dari-malam-pertama-hingga-malam-ketiga-puluh/
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).