Yang penting...

Sanggahan Terhadap Perkataan: "Yang Penting Ada Imamnya"

Seringkali kita dengar perkataan: "dalam masalah agama, yg penting kita punya imam dalam pendapat ini, sehingga di akhirat nanti, apabila pendapat ini salah, maka imam itulah yg akan menanggung salahnya, sehingga dengan begitu kita akan aman".
Orang seperti ini, hakikatnya hanya ingin enaknya saja. Soal pahala ia ingin dapat juga. Adapun soal dosa, ia lempar kepada orang lain, padahal Allah Ta'ala telah berfirman:

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى

"Orang yg berdosa tidak akan memikul dosa orang lain" (QS. Al Faathir: 18)

إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ (166) وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ

"Ketika para PEMIMPIN yg diikuti itu BERLEPAS DIRI dari para PENGIKUTNYA, (ketika) mereka melihat siksa, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali, berkatalah para pengikut itu: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan BERLEPAS DIRI dari mereka, sebagaimana BERLEPAS DIRI dari kami. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi SESALAN bagi mereka" (QS. Al Baqarah: 166-167).

Allah Ta'ala juga berfirman:

حَتَّى إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ

"Sehingga apabila mereka masuk (ke neraka) semuanya, berkatalah mereka yg masuk belakangan kepada mereka yg masuk lebih dulu: "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yg berlipat ganda dari neraka". Allah menjawab: "MASING-MASING akan mendapat SIKSAAN yg berlipat ganda, namun kalian tidak mengetahui". (QS Al A'raf: 38).

Dan masih banyak lagi ayat senada dengan hal ini, yang intinya kitalah nanti yang akan mempertanggung jawabkan amalan kita sendiri, bukan orang lain. Maka hendaklah kita berhati-hati, dan ikutlah dalil kemana pun ia menuntunmu!

Semoga Allah menunjuki kita jalan yang lurus, dan memberikan taufiq-Nya kepada kita semua untuk meraih ridha dan firdausNya… amin.


Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.
Artikel Muslim.Or.Id
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).