Mengapa harus beribadah?

Mengapa Harus Beribadah?

Satu pertanyaan yang terlontar, apakah ibadah tersebut untuk kepentingan dan kebahagian manusia ataukah untuk menyusahkan dan membebani mereka?
Semua manusia bahkan semua makhluk mesti butuh mencari semua kemafaatan dan dijauhi dari segala kemudhoratan. Kemanfaatan berupa kenikmatan dan kelezatan dan kemudhoratan berupa rasa sakit dan siksaan.

Sehingga manusia membutuhkan empat perkara yaitu:
1. sesuatu yang ia cintai dan cari, yaitu kebahagiaan.
2. sesuatu yang ia benci dan jauhi, yaitu kemudhoratan
3. cara atau wasilah mencapai kebahagian
4. cara atau wasilah menjauhi kemudhoratan

Keempat perkara ini harus ada pada setiap makhluk hidup agar dapat hidup dan menikmati kehidupannya. Semua usaha manusia pasti untuk mencapai keempat perkara ini.

Allah Ta'ala lah yang memiliki keempat perkara ini, Dialah yang memberikan kebahagian hambaNya dan melepaskan mereka dari kemudhoratan. Juga Dialah yang memiliki dan mengetahui cara atau wasilah mendapatkan kebahagian dan keselamatan tersebut. Tentunya ini memaksa seorang hamba untuk beribadah hanya kepadanya dan meminta bantuan dalam mendapatkan kebahagian dan keselamatan hanya kepadaNya. Sebab semua yang diinginkan dan diharapkan hanya ada pada Allah Ta'ala.

Jelaslah peribadatan yang dilakukan seorang hamba hanyalah untuk kepentingannya, bukan kepentingan orang lain atau kepentingan yang Mahakuasa.

Inilah maksud dan tujuan penciptaan mereka yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain.

Allah berfirman:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon.

Mari capai kesempurnaan sifat manusia kita dengan ibadah.

Ditulis oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc حفظه الله تعالى

Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).