Penyebab Tidak Terkabulnya Do'a

Penghalang Terkabulnya Doa!

Seseorang berkata kepada Ibrahim bin Adham.rahimahullah: "Allah Azza wa Jalla telah berfirman.dalam kitab-Nya: 'Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya.aku kabulkan doa kalian.' (Al-Mu'min: 60)

Sedangkan kami telah berdoa kepada Allah Subhanahu.wa Ta'ala sekian lama namun tidak juga Allah Azza wa.Jalla kabulkan doa kami.".Maka beliaupun menjawab: "Hati kalian telah mati.karena sepuluh perkara:

Pertama: Kalian mengenal Allah Azza wa Jalla namun.tidak menunaikan hak-Nya.

Kedua: Kalian membaca Kitabullah namun tidak memahami, mempelajarinya dan menunaikannya.

Ketiga: Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah.shallallahu 'alaihi wasallam namun meninggalkan Sunnahnya.

Keempat: Kalian mengaku musuhnya setan namun sepakat dengannya.

Kelima: Kalian katakan kami cinta jannah (surga).namun tidak beramal untuk itu.

Keenam: Kalian katakan kami takut an-naar (neraka) namun tidak menjauhinya (an- naar).

Ketujuh: Kalian katakan bahwa sesungguhnya kematian itu pasti (terjadi) namun kalian tidak bersiap-siap untuknya.

Kedelapan: Kalian sibuk dengan aib-aib saudara kalian dan mencampakkan aib-aib diri sendiri.

Kesembilan: Kalian memakan nikmat Rabb kalian.namun tidak mensyukurinya.

Kesepuluh: Kalian mengubur mayit-mayit kalian dan tidak mengambil pelajaran darinya.

(Al-Hilyah, jilid 8 hal. 15-16) Sumber: Majalah Asy Syari'ah, no.17/II/1426 H/2005, rubrik Permata Salaf.

Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).