Kelembutan Dalam Menegur

"..Biarkan aku yang menegurnya."

Ibnu_Mukhtarہﮩ

Segala puji bagi اللّـﮧ. Sholawat dan salam untuk Rosululloh. Amma ba'du!

Saudaraku seislam yang saya muliakan, ketahuilah bahwa kelembutan dalam menyampaikan ajaran Islam sering memberikan pengaruh dan perubahan yang baik kepada seseorang atau suatu kaum. Maka berbahagialah jika kita termasuk orang yang dirizkikan mendapatkan akhlak mulia tersebut.

Tatkala Shilah bin Asyyam Al Adawi rohimahulloh pergi ke suatu tempat bersama sahabat-sahabatnya pada suatu siang mereka berpapasan dengan seorang pemuda yang tampan yang berjalan dengan congkak sambil membiarkan kainnya terjulur menyapu tanah (Isbal). Para sahabat Shilah ingin memberikan pelajaran kepada pemuda itu dengan ucapan dan tindakan yang keras, namun Shilah mengatakan : "Biarkan aku yang menegurnya."

Shilah menghampiri pemuda itu, kemudian beliau berkata lembut laksana seorang ayah berkata kepada anak yang disayanginya, dengan rasa tulus dan jujur : "Wahai anak saudaraku! Kemarilah, aku ada keperluan denganmu."

"Ada keperluan apa, wahai paman?", jawab sang pemuda.

Beliau berkata :

أن ترفع إزارك، فإن ذلك أنقى لثوبك و أتقى لربك و أدنى لسنة نبيك

"Angkatlah pakaian bawahmu karena itu lebih menjaga kebersihan pakaianmu, menunjukkan ketakwaanmu kepada Alloh, dan lebih mencocoki sunnah Nabi-mu"

Pemuda : "Baiklah, dengan senang hati."

Lalu pemuda itu pun membenahi pakaiannya. Setelah itu, Shilah berkata kepada para sahabat-sahabatnya : "Itulah cara yang lebih baik daripada yang kalian kehendaki. Andai saja kalian memukul dan mengumpatnya, tentulah dia akan membalas memukul dan mengumpat kalian, sedangkan pakaiannya tetap terjulur menyapu tanah." [Lihat Shuwar min hayaatit taabi'iin hal. 319-320]

Saudaraku, Jika kelembutan itu bisa jadi solusi mengapa harus kasar dan memaksakan kehendak?

Wa shollallohu wa sallama 'alaa Nabiyyinaa Muhammad

Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).