Wasiat: Berimanlah kepada Al Qur’an

Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah, yang hanya wajib diibadahi dan berserah diri kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta keluarganya dan para sahabatnya. Semoga kita dipertemukan dengan beliau kelak dan diberikan minum dari telaganya disaat dahaga yang teramat sangat, aamiin ya Rabbal ‘aalaamiin…

Tulisan ini adalah sebagai pengingat khususnya untuk diri pribadi dan wasiat bagi siapa pun yang membacanya terutama untuk keluarga dan kerabat. Di zaman yang banyak fitnah akidah dengan tersebarnya paham-paham yang dapat melunturkan tauhid seseorang, perlu kiranya kita menuntut ilmu syar’i sebagai benteng akidah kita. Semoga kita diwafatkan dalam keadaan bertauhid kepada Allah dan beriman kepada Rasulullah shallallhu’alaihi wa sallam, aamiin ya Rabbal ‘aalaamiin.

Salah satu hal yang ingin saya tekankan dalam tulisan ini adalah berimanlah kepada Al Qur’an. Setiap muslim yang percaya bahwa hanya Allah yang wajib diibadahi, serta Muhammad adalah rasul-Nya, wajib mengimani Al Qur’an.

Mengapa demikian? Karena saat ini mulai tersebar KEMBALI pemahaman beriman kepada Al Qur’an namun hanya sebagian ayat. Mereka menyangka bahwa Al Qur’an sudah tidak asli lagi dan dirubah, padahal dengan jelas Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

‘Kamilah yang menurunkan al- Qur’an dan Kami yang akan menjaganya.’ (al-Hijr: 9)

Allah lah yang menurunkan Al Qur’an dan Allah yang akan menjaganya. Jika kita terlanjur dikenai fitnah bahwa Al Qur’an telah diubah atau tidak lengkap, maka renungkanlah ayat tersebut. Semoga Allah memberi petunjuk…

Selain itu, Allah subhanaahu wa ta’ala pun menjelaskan bahwa tidak ada satu pun mahluk di dunia ini yang bisa menciptakan ayat semisal Al Qur’an. Allah bahkan menantang mahluk-Nya agar membuat satu surat, namun dijelaskan ulang bahwa tidak akan satu pun mahluk yang sanggup. Bahkan mereka diancam dengan hukuman neraka yang bahan bakarnya manusia serta batu.


وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِين ﴿٢٣﴾
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

“Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu  selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar.
Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan PASTI kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, (neraka itu) telah disediakan bagi orang-orang kafir.” [ al-Baqarah/2: 23-24]

Oleh karena itu, beriman lah kepada Al Qur’an dan yakin bahwa Al Qur’an dijaga oleh Allah Azza Wa Jalla. Janganlah seorang yang mengaku muslim menyerupai kaum Yahudi yang mengimani kitabnya (Taurat) sebagian.

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“…Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah: 85)

Telah jelaslah balasan orang-orang yang beriman kepada sebagian kitab dan mendustakannya…


Oleh karena itu, pembaca yang budiman, semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua agar tetap kokoh dengan beriman kepada dan menyembah kepada Allah subhanaahu wa ta’ala semata, membenarkan risalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam serta mengimani Al Qur’an tanpa mendustakan sebagian (apalagi seluruh) isinya. Aamiin ya Rabbal ‘aalaamiin…
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).