Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap saat kita pergi keluar
dari rumah dengan jarak yang relatif dekat maupun jauh, pasti terbersit di hati
untuk membeli oleh-oleh saat akan pulang ke rumah. Dan juga, tidak dapat
dipungkiri bahwa seringnya kita “berkorban”, “memaksakan diri” untuk membeli
oleh-oleh saat pulang ke rumah. Tujuannya yaitu supaya orang-orang di rumah dan
sekitarnya senang tentunya. Dengan senangnya mereka, hati kita pun senang dan
hilang sudah rasa capek saat berusaha utuk mendapatkan oleh-oleh tersebut.
Yang ingin saya share disini adalah sebuah pertanyaan untuk
diri sendiri khususnya dan kawan-kawan yang membaca, seberapa gigih kita
mempersiapkan diri kita mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang ke alam kubur dan
akhirat? Bagi kita, rumah yang sebenarnya adalah alam akhirat dan dunia
hanyalah tempat singgah sementara. Hidup di dunia untuk ukuran manusia jaman
sekarang katakana 100 tahun, sedangkan di akhirat adalah selamanya, jadi
benar-benar singkat bukan?
Dalam Surat Al Baqarah ayat 46, Allah menjelaskan bahwa
orang yang khusyu’ adalah orang-orang yang percaya bahwa akhirat adalah tempat
terakhirnya. “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui
Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”).
Jadi, mari kita mulai yakini dalam hati bahwa rumah
sebenarnya kita bukanlah di dunia, melainkan akhirat. Juga, jangan sampai
pengorbanan mencari oleh-oleh untuk akhirat kalah dengan mencari oleh-oleh di
dunia. Semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua, dan
memberikan kesempatan kepada kita untuk sampai di bulan Ramadhan, Aamiin ya rabbal ‘alaamin…
*Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Bandung, 26 Sya’ban 1434 H.
Sign up here with your email