Betapa Kayanya Kita...

Suatu hari, ada anak muda duduk murung di depan pintu istana kerajaan. Lalu tiba-tiba keluarlah seorang raja yang sangat berwibawa dan sudah tua umurnya 80 tahun. Raja pun menghampiri pemuda tersebut, “kenapa nak?”. “Saya sedih pak, tidak punya uang, saya orang miskin, nasib saya jelek sekali , rumah pun tidak punya”. 


Mendengar ratapan itu, sang raja tersenyum bijak, “Hmm, seharusnya kau tidak perlu bermuram durja seperti itu. Justru kau harus gembira karena sesungguhnya engkau sangat kaya...” Pemuda itu terhenyak. “Apa Tuan bilang? Saya ini sangat kaya? Tolong tuan jangan permainkan saya!” Ujar si pemuda kesal. “Ha ha ha, jangan marah2 dulu, Akan kubuktikan sesungguhnya kau kaya raya,” ungkap sang Raja. “Jawab pertanyaanku...jika aku bayar 10 juta, maukah kau menukar kesehatan badanmu, dan besok kamu menderita sakit?”. “Saya tidak mau..!” jawab si pemuda tegas. “Baik aku naikkan penawaranku. Jika aku bayar 50 juta, maukah kau menukar keremajaanmu dan besok kau berubah menjadi kakek-kakek sepertiku?” “Gila, aku tidak mau jadi tua” jawab si pemuda. “Baik, aku tambah lagi!, sekarang aku bayar kau 100 juta, asal kau mau menukar otak dan kebijaksanaanmu dan besok kamu berubah menjadi orang bodoh dan idiot?” tanya sang kakek. “TIDAK MAU, Buat apa hidup kalau tidak punya otak. 

Ilustrasi


Sang raja semakin tertantang untuk memberikan kebijaksanaannya. “Baiklah ini penawaran terakhir. Dari jumlah yang kutawarkan tadi saya genapkan jadi 1 milyar asal kau mau menukar nuranimu sehingga besok kamu menjadi orang yang suka menipu dan membunuh orang sesuka hatimu?”. Tanya serius sang raja. TIDAK MAU!!!, saya masi punya harga diri dan nurani tuan” . ujar anak muda. 


“Nah anak muda...aku sudah menawarkan uang 1 milyar kepadamu. Itu jumlah yang sangat besar. Tetapi, tetap saja tidak ada satu pun dari dirimu yang bisa aku beli. Berarti apa yang kau miliki dan tidak mau kau jual itu sesuatu yang tidak ternilai harganya. Sesungguhnya, kekayaan yang melekat pada dirimu memang nilainya jauh melebihi 1 milyar. Itulah modal dan kekayaanmu yang sesungguhnya.Saya sudah buktikan bukan, bahwa kau memang kaya. Maka mulai saat ini juga, berhenti meratapi nasib dan mulailah berusaha!” kata sang raja.
Previous
Next Post »
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).