Manajemen Stress

Malem minggu, ketika yang lain pada “ngapyak” ato “ngador” ke luar, saya memilih “ngapyak” juga, tapi ngapyaknya bukan di dunia nyata. Saya chatting bersama dua orang yang tidak boleh disebutkan namanya (kayak di Harry Potter ajah ^_^). Sengaja tidak disebutkan agar identitas yang bersangkutan tidak diketahui pihak umum. Kalo ketahuan, hm.... bisa gawat! (Hehehe kayak penjahat aja dikasih nama samaran. Pisss Ah... V).

Hasil diskusi tersebut didapatkan bahwa pengertian stress adalah ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Misal. Saya dulu bercita-cita menjadi seorang aktor bintang felm, eh sekarang malah jadi mahasiswa. Harapan tidak sesuai kenyataan kan? Nah, kalo saya gak bisa nerimo hal tersebut, bisa saja stress dan mendekam di kamar rumah sakit jiwa. Misal lagi, ketika ada Ibu hamil yang lagi ngidam, dia ingin dibelikan roti bakar. Maka suaminya harus berusaha mendapatkan roti bakar. Apa pun itu caranya. Kalo tidak bisa ditemukan, ya saya gak tahu kelanjutan ceritanya. ^_^.

Inti dari diskusi via chatting itu adalah how to manage stress. Setiap orang pasti pernah mengalami stress, namun beberapa masalah penyebab stress bisa dihilangkan dengan mudah. Caranya? Seperti dituliskan di awal, stress terdiri dari dua komponen. Yang pertama adalah harapan (bukan Harapan mahasiswa Unsyiah Kuala ya…), dan yang kedua adalah kenyataan.
Ketika harapan kita tidak sesuai dengan kenyataan, kita harus meninjau terlebih dahulu situasi dan kondisinya. Apakah kenyataan bisa diubah? Jika bisa, maka ubah lah! Contohnya kita menginginkan kamar yang rapi dan bersih, tapi kenyataannya kamar kita berantakan. Maka tugas kita adalah membersihkan kamar kita (mengubah kenyataan) agar harapan kita sesuai dengan kenyataan.

Nah, jika kenyataan tidak bisa diubah, misalnya kita terjebak macet di jalan, padahal meeting sebentar lagi. Kenyataan macet tidak bisa diubah, oleh karena itu kita harus sedikit menggeser harapan kita. Jika harapan awal kita adalah tiba tepat waktu, maka kita harus menggeser harapan kita. Misalnya, “Gak apa apa deh telat juga. Lagian, kalo meeting sering bosen. Ngedengerin bos yang suka nyuruh-nyuruh itu nyebelin banget.” Gimana kalo posisi kita sebagai bos? Ya tinggal berpikir aja, “Yes! Akhirnya gue bisa ngejailin karyawan-karyawan gue. Emang enak disuruh nunggu? hohohoho.”

Yah pokoknya kita harus pintar-pintar menggeser harapan kita ketika kita tidak bisa mengubah kenyataan. Okay okay?! Tapi, selama kenyataan bisa diubah, why not? Saya selalu ingat kata-kata Naruto. “Selama aku bisa, aku akan berusaha!” Semangatz!.
Previous
Next Post »

8 comments

Write comments
October 26, 2008 at 10:30 AM delete

Bravo...bravo...
salam untuk naruto,untuk Harapan, untuk tukang roti,untuk ibu hamil, untuk teman sekelas, untuk si boss,untuk teman yang bisa dijahilin....

Life...is so so beautiufull..........
semangatzzz!!!!
rottii.....!!!!

Reply
avatar
Tamrin
AUTHOR
October 26, 2008 at 10:47 AM delete

Semangat sih semangat, tapi plis deh, masa orang setampan diriku dijadikan tukang roti ama teman sekelas. Hiks hiks..... T_T

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
October 26, 2008 at 10:55 AM delete

Hmmh...stres itu tertekan kan artinya?? Berarti org stres itu tertekan dalam usaha'y ngwujudin harapan'y?
Pertanyaannya, kalo hrpn ga bs dgeser,gmana biar ga trtekan dalam pr0ses ngwujudin hrpan? Hidup naruto deh !! Tetep berusaha, tp gmana crnya berusaha tanpa tertekan alias stres??duh jd bngung sy nulis apa ini teh?maklum, orang stres yg nulis k0men'y..

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
October 26, 2008 at 10:56 AM delete

Hmmh...stres itu tertekan kan artinya?? Berarti org stres itu tertekan dalam usaha'y ngwujudin harapan'y?
Pertanyaannya, kalo hrpn ga bs dgeser,gmana biar ga trtekan dalam pr0ses ngwujudin hrpan? Hidup naruto deh !! Tetep berusaha, tp gmana crnya berusaha tanpa tertekan alias stres??duh jd bngung sy nulis apa ini teh?maklum, orang stres yg nulis k0men'y..

Reply
avatar
Mamah Ani
AUTHOR
October 27, 2008 at 12:49 PM delete

kalau kenyataan nggak sesuai dg harapan, biasanya awalnya shock, lalu menolak, lalu marah, lalu ada semacam obrolan batin negosiasi, wasweswoa, trus menerima dengan ikhlas alias acceptance....naaaah kalau proses itu nggak mencapai "menerima" alias jadi nggak ikhlas " maka stress lah yang muncul
makin cepat berjalannya proses sampai "menerima dg ikhlas" maka makin nggak stressanlah kita...jadi??? ayo belajar mempercepat proses tsb biar nggak sutris...ada lho yang sudah taraf negosiasi/bargaining...eh..kembali ke status marah.....hayooo, ada kan ? kapan bisa nggak stressnya kalau begitu??ntar stressnya numpuk, bebannya berlebihan...jegarrrr aja ngamukkk

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
October 27, 2008 at 6:25 PM delete

Stuju sama mamah ani,makin cpt berakhir dan nyampe k tahap menerima,makin ga stRess..
Kalo marah terus sama keadaan justru bikin tambah stRess,, nah itulah yupu,mangkanya stress mulu,hehe...

Reply
avatar
Tamrin
AUTHOR
October 28, 2008 at 3:33 AM delete

Hm... berarti harus nerimo y?

Reply
avatar
Mamah Ani
AUTHOR
October 28, 2008 at 5:48 AM delete

iya nrimo..ikhlas...diulang lagi ya : make plans, but understand that we live by Allah's grace

tetap SEMANGAT!!!!

Reply
avatar
"Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).